Mohon tunggu...
Dhevi Anggarakasih
Dhevi Anggarakasih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dhevi Anggarakasih

Just want to be the best version of me

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Mars Met Venus: Ketika Perempuan Identik dengan Emosi

20 Juli 2017   21:29 Diperbarui: 20 Juli 2017   21:45 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Waktu pertama kali membaca judulnya, Mars Met Venus saya pikir film ini dibuat berdasarkan adaptasi dari buku karya John Gray berjudul Men Are From Mars and Women Are From Venus yang saya baca dua puluh tahunan yang lalu. Wah, saya pikir keren juga akhirnya buku ini difilmkan. 

Yang sudah pernah baca bukunya pasti tahu betapa ruwetnya menyelaraskan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menurut buku itu, hal ini dikarenakan adanya perbedaan sudut pandang, perbedaan pola asuh, perbedaan volume otak, adanya teori manusia gua dan sebagainya. Jadi, waktu saya tau ternyata film ini adalah film komedi saya jadi penasaran bagaimana jadinya menterjemahkan teori-teori tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan  yang begitu kompleks dalam sebuah film komedi.  

Jadi, waktu saya akhirnya memperoleh undangan screening film Mars Met Venus dari komunitas Blogger Cronny dan MNC Pictures tanggal 13 Juli 2017 yang lalu, saya pun datang dengan semangat 45. Oh, ya ternyata film ini terdiri dari dua bagian. Part Cewe dan Part Cowo. Untuk Part Cewe akan mulai tayang pada hari ini, 20 Juli 2017 sedangkan untuk Part Cowo-nya baru bisa dinikmati pada awal bulan Agustus nanti. Mungkin maksudnya agar penonton dapat memperoleh pengalaman yang berbeda dengan menonton sebuah film dari sudut pandang perempuan dan sudut pandang laki-laki. Saya sendiri dapat jatah untuk nonton yang Part Cewe.

Film berdurasi 97 menit garapan sutradara Hadrah Daeng Ratu ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Kelvin dan Mila yang mirip Roller Coaster - pasang surut tiada henti karena adanya perbedaan persepsi diantara keduanya. Kisahnya sendiri diawali dengan keinginan Kelvin mendokumentasikan perjalanan cintanya dangan Mila dalam sebuah vlog. Hal-hal yang tak terduga pun terjadi saat proses pembuatan vlog tersebut. 

Kelvin yang diperankan dengan sangat memelas oleh Ge Pamungkas selalu menjadi pihak yang harus siap mengalah, siap dipojokkan dan siap minta maaf demi mempertahankan hubungan cintanya dengan sang kekasih, Mila. Mila sendiri, yang diperankan oleh Pamela Bowie digambarkan sebagai sosok perempuan muda yang mudah galau, tidak tau maunya apa tetapi mau menang sendiri dan mudah terpengaruh

Buat saya, walaupun akting keduanya sangat menyatu dengan tokoh yang mereka perankan dan patut diacungi jempol, rasanya penggambaran karakter kedua tokoh ini terlalu kejam. Bagaimana mungkin seorang mahasiswa calon arsitek yang pastinya memilki tingkat intelegensi cukup tinggi tidak memiliki rasa percaya diri sehingga mampu menyuarakan keinginannya sendiri dan terus menerus rela ditindas demi menyelamatkan hubungan percintaannya?  Bagaimana mungkin seorang mahasiswi yang digambarkan sangat mencintai kekasihnya sama sekali tidak memiliki rasa hormat terhadap kekasihnya tersebut, senang memojokkan dan tidak memiliki empati? Bagaimana mungkin seorang perempuan muda dengan tingkat intelegensi cukup tinggi dan latar sosial ekonomi menengah ke atas lebih memilih memanjakan emosi daripada berusaha untuk berempati. Kejaaaaam...

Pada dasarnya saya menyukai film ini. Selain secara visual mampu memanjakan mata dan akting para tokoh utamanya yang keren film ini tidak hanya mampu mengundang tawa sepanjang pemutarannya tetapi juga membuat saya bercermin apakah seemosional itu saya sebagai perempuan selama ini? Hm..rasanya sih tidak..:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun