Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah Gatot Nurmantyo Akan Mengulang Kesuksesan SBY?

23 September 2017   15:39 Diperbarui: 24 September 2017   00:16 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sumber : Kristian Erdianto/Kompas.com

Era Reformasi diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto pada Mei 1998 lalu. Secara Politik tentu saja Indonesia dikala itu mengalami ketidakstabilan. Dimana suara-suara yang dahulu takut untuk berpendapat, mulai mendapatkan tempat di era ini. Dengan dimulainya era reformasi yang dibarengi terbukanya kran kebebasan berpendapat, tentu saja membuat Politik Indonesia mengalami "Turbulence".

Dalam dunia penerbangan Turbulence adalah kejadian dimana terguncangnya pesawat, dikarenakan pasokan oksigen yang diperoleh untuk mesin pendorong pesawat kurang atau bahkan tidak ada. Kira-kira seperti itulah kondisi politik Indonesia dikala itu. Dimana guncangan politik dimasa peralihan tersebut sangat begitu besar. Ditambah lagi, krisis ekonomi yang berkepanjangan yang menyebabkan inflasi gila-gilaan yang tentu saja semakin memperparah keadaan.

Perpecahan dan disintegrasi mewarnai kondisi politik seluruh negeri dikala itu. Aceh menyatakan refendum, yang mendesak PBB untuk mensahkan kemerdekaan Aceh dari indonesia. Papua yang kembali menuntut kedaulatannya dari Indonesia. Yang tentu saja setali tiga uang dengan Aceh, yaitu minta turut campur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Referendum Papua Barat (West Papua). Yang tentu saja bisa berujung pada kemerdekaan Papua Barat.

Ketidakstabilan politik Indonesia setelah runtuhnya era orde baru sesungguhnya adalah awal mula dari cobaan Indonesia dalam menatap masa depan di era Global selepas tahun 1998. Kenapa saya bisa mengatakan seperti itu? karena dampak krisis moneter masih terasa hingga kini. Dimana inflasi yang terkadang tidak terkontrol. Serta lemahnya peran pemerintah dalam mengontrol harga pasar, adalah contoh semenjak era Reformasi hingga kini. Dampak krisis moneter 1998 masih terasa hingga kini.

Selain cobaan dalam krisis ekonomi. Indonesia selepas era Orde Baru juga perlahan mengalami proses pendewasaan Demokrasi. Dari Demokrasi terpimpin, berubah menjadi Demokrasi Pancasila. Yang tentu saja jauh lebih luas kebebasannya dibandingkan Demokrasi Terpimpin. Dunia politik Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam hal pertumbuhan Partai Politik (Parpol). Diawal era Reformasi puluhan partai baru satu persatu bermunculan. Mulai dari partai nasionalis, hingga partai ideologis dan agamais.

Sebagai Negara Demokrasi langsung. Tentunya rakyat Indonesia tidak pernah melupakan proses pemilihan presiden secara langsung pertama yang dilangsungkan pada tahun 2004 lalu. Dikala itu dunia politik Indonesia sangat semarak dengan banyaknya pilihan calon-calon Presiden. Mulai dari Amien Rais, Wiranto, Hamzah Haz, Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga sang calon Presiden pertahana, yaitu Megawati Soekarno Putri.

Akan tetapi yang paling menarik perhatian masyarakat dikala itu adalah sosok Susilo Bambang Yudhoyono atau kerap disapa SBY. Sebagai Menkopolhukam yang dikenal humanis dan dekat dengan rakyat. SBY bagaikan harapan baru bagi rakyat Indonesia dikala itu. sebagai Militer yang dikenal Demokratis dan santun. Nama SBY begitu populer dikala itu. Ditambah lagi peran SBY dalam merumuskan perdamaian Aceh ketika menjabat Menkopolhukam banyak menarik perhatian Publik. Pertemuan antara SBY dengan Pangdam Iskandar Muda dikala itu dijabat Oleh Mayjen. M. Djali Yusuf, seakan memberikan harapan baru untuk perdamaian Aceh yang lebih nyata. Dibandingkan perundingan damai sebelumnya. Apalagi Mayjen.M.Djali Yusuf adalah putra Aceh pertama yang menjabat Pangdam Iskandar Muda yang bermarkas di Kota Banda Aceh tersebut.

Pada masa darurat militer Aceh yang berlangsung pada 2002-2003. SBY sebagai Menkopolhukam menawarkan solusi perdamaian yang lebih nyata dan berkepanjangan. Sehingga tentu saja menjadi usulan yang banyak menarik perhatian publik. Nama SBY semakin populer dan mengundang simpati ketika adanya kabar keretakan hubungan antara SBY dan Megawati. SBY dikala itu sebagai Menkopolhukam banyak tidak dilibatkan dalam rapat kabinet. Menjelang akhir masa jabatannya dikala itu.

Ketika itu, SBY merasa dikucilkan oleh Presiden Megawati dengan tidak dilibatkan dalam berbagai rapat kabinet, dan pembahasan menjelang Pemilu langsung 2004. Perang mulut antara Megawati dengan SBY pun terjadi dikala itu. Dimana banyak masyarakat yang menaruh simpati terhadap SBY yang merasa dikucilkan tersebut. Sehingga kerenggangan hubungan antara Mega dan SBY tersebut berujung pada pengunduran diri SBY sebagai Menkopolhukam pada 11 Maret 2014.

Sepertinya dikala itu, aroma persaingan Pilpres 2004 mulai terasa dari perang dingin antara SBY dan Megawati. Pertarungan Pilpres 2004 dimulai dari perang dingin antara SBY dan Megawati tersebut. Dalam bursa Capres 2004, nama SBY masuk kedalam calon kuda hitam yang bisa saja menjadi penantang kuat megawati dikala itu. Yang tentu saja sebagai capres pertahana. Mungkin Megawati menyadari meningkatnya popularitas dan elektabilitas SBY. Tentu akan membuat dirinya menghadapi ujian berat pada Pilpres 2004.

Nama SBY begitu populer diseluruh Indonesia, bahkan di dunia. Karena sebagai Pemilu  Presiden langsung pertama di Indonesia. Tentu saja Pilpres 2004 menjadi perhatian dunia intenasional dikala itu. Karena Pilpres 2004 merupakan proses transisi demokrasi indonesia dari era Orde Baru menuju era Reformasi yang lebih Demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun