Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Habib Rizieq Menabur Angin, Menuai Badai

19 Januari 2017   15:13 Diperbarui: 19 Januari 2017   16:18 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin sepanjang sejarah tidak ada orang yang menerima laporan polisi sebanyak Habib Rizieq.  Membayangkan bolak balik kantor polisi di derah yang berbeda-beda saja (untuk dimintai keterangan) membuat kita merasa “mual dan pegal”,  apalagi menjalaninya. Bisa bisa mulai senin sampai sabtu HR harus datang ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan dan pemeriksaan polisi

Sukses dengan Aksi Damai dan Aksi Super Damai membuat HR jumawa. Berhasil menghimpun jutaan orang pasti menaikkan popularitas  HR.  Terbukti ceramahnya semakin ramai diikuti orang.  Sayangnya ia terlihat hebat dengan cara kurang elegan yaitu memperkarakan (mengkriminalisasi) orang lain

Namun mungkin ia sedikit lupa bahwa kita  bukan hidup dizaman batu, melainkan dizaman digital yang mana semua track record dan hidup tokoh publik terlacak mendekati sempurna.  Untuk aman menjadi orang terkenal, maka yang bersangkutan harus betul-betul rapi menyimpan dosanya, atau memang jadi orang penuh integritas sekalian.  Apalagi dalam posisi membuat orang lain duduk dikursi pesakitan, tentu ada perlawanan. Istilahnya, kalau mau menjatuhkan orang, pastikan diri kita jadi malaikat dulu, gitulah kira-kira!

Mungkin HR merasa tak akan tersentuh hukum, dengan kata lain “menyentuhnya” berarti akan membuat stabilitas  nasional terganggu.  Karena ia bukan orang sembarangan sekarang, fenomenal dan kontroversial! Faktanya berkata lain,tidak memproses kasus HR berarti mempertaruhkan wibawa Polri yang sedang diusahakan pucuk pimpinan tertingginya (kapolri) untuk diperbaiki.

Bicara tentang mulut, sepertinya Ahok dan HR harus belajar dari jalan hidup mereka.  Ahok sendiri sudah mengakuinya, dan berkomitmen untuk berubah menjadi Ahok yang santun.  Berbanding terbalik dengan HR yang mulai terlihat kalut, tidak segarang ya ia gembar-gemborkan.  Meminta mediasi adalah bukti HR tidak setegar yang kita kira.

Betul kata pepatah dan semboyan, jangan menabur angin, nanti menuai badai, satu musuh terlalu banyak- seribu kawan terlalu sedikit, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. 

Satu lagi, didalam banyak bicara, terdapat banyak kesalahan.  Mungkin HR harus banyak belajar diam, puasa bicara, supaya jangan lebih banyak lagi melakukan kesalahan yang sama.  Salam....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun