Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Duri Penghambat Anies Sandi Rajut Jakarta Kembali

26 April 2017   09:22 Diperbarui: 26 April 2017   18:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pasca Pilkada dengan kemenangan Anies Sandi, melalui wawancara di TV, ramai-ramai dari pihak yang menang utamanya menyerukan rekonsiliasi dan bicara tentang toleransi. Ibarat kata, “kau yang robek, kau pula yang menjahitnya!” Mereka anggap bahwa yang terjadi selama ini bukanlah sesuatu yang serius, padahal di grass root udah pada “luka dalam” semua!

Tak kurang, para bapak bangsa dan tokoh nasional menyerukan hal yang sama, namun saya rasa upaya tersebut tidak akan mudah untuk dikerjakan. 

Anies dan Sandi jangan pernah berpikir bahwa pemerintahannya bisa dikerjakan dengan normal.

Mengapa? Gerakan garis keras yang ada di kubu Anies dan Sandi tidak akan pernah berhenti berupaya untuk mewujudkan cita-citanya. Dengan kata lain yang Anies punya hutang budi dengan mereka akan kesulitan untuk menjaga jarak. Artinya pemerintahan Anies Sandi juga akan terganggu dengan aksi-aksi pendukungnya tersebut yang pastinya akan terus mendapat perlawanan dari pihak pro Ahok.  Kini mereka merasa diatas angin!  Jika sepanjang persiapan Pilkada 2018 pola yang sama masih terus dimainkan, maka tensi politik di Indonesia akan tetap tinggi.  Otomatis Jakarta sebagai "pusat gempa" politk ini akan mengganggu kinerja pemerintahan yang baru.

Tuntutan terhadap Anies dan Sandi secara moral dengan frame agama pastinya akan lebih besar jika dibandingkan jika mereka tidak membawa-bawa kemasan agama. Jika mereka gagal dalam 1 tahun pertama maka kepercayaan publik terhadap mereka akan ambruk yang berimbas pada Pilpres 2019.

Menjadi gubernur bukan hanya sekedar menang Pilkada, akan tetapi bagaimana Anies Sandi bisa memimpin Jakarta yang memang terbelah dengan komposisi hampir sama kuat. Sama halnya jika Ahok yang menang, ia pun tidak akan bisa bekerja dengan tenang jika tiap hari harus menghadapi demonstrasi.

Lantas bagaimana? Semua telah terlanjur, toleransi tidak akan bisa dirajut jika sumber masalahnya tidak diamputasi.  Siapa suruh bermain diranah rentan perpecahan? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun