“Anak Medan” sebutan untuk warga Medan asli, sudah jenuh di pimpin oleh walikota korup, termasuk gubernur korup! Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, dan terbesar di pulau Sumatera, sekaligus ibukota provinsi Sumatera Utara. Pernah digadang-gadang menjadi kota metropolitan untuk mengimbangi Singapura dan Malaysia, karena jaraknya yang lebih dekat dengan kedua negara tersebut ketimbang ke ibukota negara. Namun jika kita melihat realita dilapangan, sangat jauh dari harapan.. Kini kota Medan tengah mengalami perlambatan pembangunan. Berkali kali dibelit masalah kepemimpinan ; Walikota beserta wakilnya Abdilah-Ramli kompak mendekam dipenjara. Keduanya dijatuhi hukuman empat tahun penjara, karena dipersalahkan melakukan korupsi pengadaan mobil dinas pemadam kebakaran . Abdilah mendekam 29 bulan di hotel prodeo!
Disusul oleh walikota Rahudman. MA memutus Rahudman bersalah atas tindak pidana korupsi dana Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintah Desa (TPAPD) sebesar Rp2 miliar. Saat ia menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel) tahun 2005.
Tidak jauh berbeda dengan gubernurnya Syamsul Arifin, di tahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung karena kasus korupsi APBD Langkat. Dan yang teranyar kasus gubernur Gatot Pujo Nugoho yang menyeret puluhan anggota DPRDSU, hakim PTUN Medan, petingi partai Nasdem bersama dengan ratusan penerima dana bantuan yang ia bagi-bagikan. Karir politiknya yang spektakuler, mantan dosen di Politeknik Universitas Sumatera Utara (USU) ini bisa menjadi wakilnya Syamsul Arifin di tahun 2008. Namun seakan tak mensyukuri nikmat yang diberikan Yang Kuasa, uang yang seharusnya dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat, malah dibagi-bagikan kepada kroni-kroni dan lawan- lawan politiknya.
2 pasangan akan bertanding dalam pilkada tahun ini adalah pasangan incumbent Dzulmi Eldin-Akhyar dan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma. Mari kita simak rekam jejak masing-masing calon walikota ini.
- Dzulmi Eldin-Akhyar
Mantan Wakil Walikotanya Rahudman ini merupakan mantan Kadis Dispenda Kota Medan. Banyak keluhan terkait kepemimpinan Dzulmi selama ia menjabat. Salah satunya terkait pembangunan kota Medan yang terasa sangat lambat, banyaknya jalan berlubang dan galian /pembongkaran jalan yang tidak terselesaikan. Belum lagi permasalahan kebersihan kota yang terasa menurun sejak Rahudman dipenjara. Jika kita mengetik di “Google” tentang track record Dzulmi, akan ditemukan banyak pemberitan tentang dugaan korupsi sang calon Walikota semasa ia menjabat sebagai Kadispenda. Sedangkan wakilnya Akhyar merupakan seorang insinyur petani yang terjun ke politik , menjabat sebagai Wakil Sekretaris internal DPD PDI Perjuangan Sumut.
2.Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma
Ramadhan Pohan, pria kelahiran Pematang Siantar ini merupakan politisi partai Demokrat yang gagal dalam pemilu legislatif tahun 2014 . Sebelumnya ia maju dari Dapil 7 Jawa Timur, dan berhasil duduk sebagai anggota DPR periode 2009-2014. Uniknya saat ia mencoba peruntungan dengan maju sebagai calon anggota DPR dari Dapil Sumut (kampung sendiri), ia justru tidak terpilih! Begitu juga dengan wakilnya Eddie Kusuma, kurang begitu moncreng reputasinya dalam sejumlah seleksi di beberapa lembaga negara di Indonesia. Mulai dari calon anggota DPD, dicalonkan menjadi cawagub Fauzi Bowo pada pilgub tahun 2007, calon Hakim Agung, capim KPK hingga anggota DPR tahun 2014, dan semuanya gagal!
Seperti biasa, incumbent memiliki peluang lebih besar untuk meraih kemenangan, apalagi Dzulmi –Akhyar (No. Urut 1) ini di dukung oleh banyak partai pendukung dibandingkan Ramadhan-Eddie (No.Urut 2) yang hanya didukung oleh Partai Demokrat, Gerindra dan Hanura. Keputusan kini ada di tangan “Anak Medan”, memilih kembali Dzulmi Eldin bersama pasangan barunya Akhyar atau memberi kesempatan kepada pasangan Ramadhan-Eddie untuk membangun Medan 5 tahun ke depan. Dan tentunya anak Medan harus mempersiapkan hati, jika peristiwa yang sudah-sudah kembali terulang, terukir lagi sejarah baru ada Walikota Medan yang mengikuti jejak pendahulunya!.