Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak laut

selembut air

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

"Sebelumnya Maafkan Kami, Ramadan"

22 Mei 2017   22:47 Diperbarui: 22 Mei 2017   23:38 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci sebentar lagi akan bertamu, tinggal menghitung hari tamu mulai itu akan mengetuk pintu hati orang-orang beriman.

Biasanya,kehadiran ramdhan menyulap banyak orang. Tidak hanya orang-orang beriman yang mampu disulap. Namun, diluar orang beriman pun juga bisa disulap layaknya muallaf.

Pasalnya, dibulan suci ramadhan mendadak banyak orang menjadi agamis. Bukan karena bulannya yang suci tapi mungkin orang-orang tersebut, ingin menjadikan ramadhan sebagai rumah pendidikan merubah diri.

Banyak orang yang mampu dirubah ramdhan tapi sedikit pula orang yang tidak berubah saat ramdhan tiba.

Padahal menurut orang-orang yang ditemui Ramadhan dahulu. Bahwa ramadhan adalah bulan yang hadirnya segudang kebaikan. Sehingga didalamnya kebaikan dilipatgandakan begitu pula dengan dosa yang dilipatgandakan.

Sekali lagi, sebelum ramadhan bertamu beberapa hari lagi. Terlebih dahulu kita harus minta maaf pada Ramadhan. Karena beberapa kali kita telah menjumpainya. Namun kita merasa belum menemukan dalam diri kita sesuatu yang seharusya ia harapkan dalam kehadiranya bersama kita. Bahkan ramadhan mungkin belum menemukan apa yang seharusnya ia temukan dalam diri kita.

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati bukan yang sia – sia semata”.

Padahal, sepertinya ia pernah hadir ditengah -tengah manusia yang mmemperlakukannya dengan sangat istimewa,yang tidak haya berhenti di gerbangnya. Namun sampai pada istana ramadhan. Sehingga orang-orang yang memperlakukannya dengan istimewa tersebut, menjadikan keseluruhan bulan dalam hidupnya adalah bulan ramadhan.

"Maafkan kami Ramadhan.Kepala kami tertunduk malu karena engkau menjanjikan kami berlimpah kebaikan,tapi kami tenggelam dalam kehinaan" (Syaikh Adil bin Ahmad)

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun