Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran untuk Menjadi Pribadi Siap Hidup Bersama

24 Agustus 2017   17:04 Diperbarui: 24 Agustus 2017   17:07 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan yang terpaku pada pengembangan pengetahuan (knowledge) melaui fokus pada pilar Learning To Know maupun pengembangan keterampilan (skill) dengan Learning to do, memang dapat menjadikan peserra didik siap hidup secara pribadi, namun hal itu perlu ditingkatkan dengan proses yang peserta didil memubgkinkan peserta didik berkembang "menjadi" privadi yang sapat berguna penfetahuan dan keterampilannya dalam hidup bersama, berdampingan sesamanya yang sudah barang tentu bervariasi berbagai perbedaannya.

Belajar untuk menjadi, Learnibg to be, dan belajar ybtuk hidup bersama, Learninh to live togetger, perlu selalu mendampingi proses oenembsngan oengetahuan dan keterampilan. Debgan kata lain diperlukan upaya yang bertujuan mengembangkan peserta didik untuk "menhadi pribadi yang mampu hidup bersana dengan berbagai perbedaannya, berbagai kebinekaannya.

Apabila knowledge ada keterampilan terkait dengan konten keilmuan itu sendiri, Misalnya dapat menguji ada kelainan sistemm ekskresi melalui uji glukosa dengan laruta n Fehlng A dan Fehling B terkait penngan pengetahua atau dilandasi oleh pengetahuan kelainan atau pentakit sistemejskresi, maka untuk mengembangkan penerapan Learninv To be dan Learning together lebih terkai dengan methida dan model pembelajarannya.

Sebagai misal, untuk menumbuhkan siswa menjadi pribadi yang memiliki emphati sebagai hal penting untuk dapat nenumhuhkan harmoni dalam hudup hersama, model pembelajaran cooperative learning dengan methoda pembelajaran bermain peran (Role play). Ingat serial "Berganti Peran" ? Pengalaman memerankan orang lain yang tidak dapat dibayangkan pada ahirnya bisa dipahami oleh mereka yang melakukan ganti peran tersebut.

Secara pribadi misanya bermain peran di Emak Gue Jagoan 2, sebagai Pak Amir tokoh utama pada episode yang saya mainkan, harus berhadapan dengan tekanan, ultimatum, teror bahkan siksaan dari para bajingan kartel produk pertanian. Dalam tampilan afegan, bagaimana harus menjual sbunyi srmbunyi, menempuh jalan yang diperkirakan tidak terlihat para pengijon itu, disertai rasa ketakutan ketahuan dll.

Pengalaman di kelas misalnya pada kmpetensi Kampanye Anti NAPSA. Peserra didik biasanya mengambil peran pemakai, pengedar, keluarga, masyarakat, maupun aparat. Memainkan, menghayati karakter dan nasib orang lain dapat menumbuhkan Empati yang mendalam pada diri kita. Terkait dengan itu metoda "Role Play" pada pembelajaran sangat disarankan untuk pebumbuhan emphati itu. Pulih KD KD yang tepat untuk hal ini.

Kehilangan emphati inilah yang merupakan problematika besar bangsa kita, semua hanya berfikir saenake dengkule dewek. Tidak beremphati jika hal itu terjadi pada dirinya atay kondisi itu dia harus hadapi. Membangun Emphati ini benar benar harus dilakukan melalui pembelajaran guru salah satunya adalah dengan bermain peean atau role play. Dengan pebekanan pemahaman dan penghayatan peran sejak tahap observasi, akan memandu terbukanya jendela dimana pesrta didik dapat nemulai proses menjadi pribadi yanh bereempati.

Dengan menumbuhkan emphati pada tiap individu peserta didik diharapkan pada saatnya mereka harus sebagai warga madyarakat akan ad saling pemahaman mendalam sehingga berbagai kinflik yang berawak daru kesalahpahaman yang berkembang pada saling menyalahkan akan dapat dimiinimalisir. Sehingga meski kita berbeda beda, harmoni persatuan dari bangsa yang berbineka tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun