Di tangan Chef Samuel, makanan "dipaksa" keluar jalur yang semestinya. Dengan metode fusion, tercipta lah kreasi baru dengan cita rasa unik dan enak di lidah.
Satu gulung hidangan yang dibagi menjadi empat bagian itu tersaji di meja saya. Penampilannya cantik. Seperti makanan di restoran berbintang.
Dua bagian diposisikan berdiri, sisanya terbaring manja. Dua pucuk daun mint duduk manis di atas butiran kacang yang ditumbuk kasar. Sebuah garis lurus tegas dan bulatan-bulatan kecil dari saus cokelat berada di samping kanan-kirinya.
Hidangan itu diberi nama, "Banana Sushi".
Membaca kata "sushi", imaji kita akan terbang membayangkan sepotong daging ikan mentah khas negara sakura Jepang. Alih-alih daging ikan, yang satu ini justru diisi buah pisang.
"Sederhananya itu pisang goreng cokelat," ujar Chef Samuel ketika saya temui di Chit-Chat Coffee jalan Tukad Barito Timur no 77, Renon, Denpasar beberapa waktu lalu.
Siapa tak kenal pisang goreng? Buah pisang yang dipotong sesuai keinginan, kemudian dibalut adonan tepung, trus digoreng ke dalam minyak goreng panas.
Lantas apa yang berbeda dengan hidangan ini?
'Napas' Mexican food terdapat pada kulit pembungkus. Memakai tortilla flour, herbs dan saus rahasia yang dibikin secara homemade. Maka lahir lah rasa yang unik dan jauh berbeda dari pisang goreng pada umumnya.
Untuk melengkapi kongkow ganteng kami malam itu, saya juga disuguhi secangkir kopi Piccolo. Piccolo adalah cappuccino dengan perbandingan antara kopi dan susu 1 : 1. Bijih kopi yang dipakai adalah kopi premium dari Gayo Atu Lintang.