Sejak sampai di Baliuntuk berlibur di rumah orang tua istri, tepatnya di daerahTabanan-Bali, saya berusaha untuk tidak menunda apa yang sayapikirkan untuk kemudian dapat menjadi sebuah tulisan. Mendengar bunyigemericik air dan jangkrik di malam hari karena tepat di seberangrumah adalah kali besar yang ditumbuhi juga oleh pohon bambu danmasih teduh serta tenang suasananya membuat jari-jariku mengetik apasaja yang keluar dari pikiranku. Hal ini seperti sebuah refreshingbuat diriku khususnya dalam hal menulis, karena sudah lama aku tidakmenulis dan ketika suasana mendukung dan juga tepat waktu liburan,maka seakan apa yang kupikir ingin segera kutuangkan dalam sebuahtulisan.Â
Menulis adalah sebuahterapi, menjadi kalimat yang seakan mengingatkanku dan kualamibeberapa waktu ini dan kuharap tidak berhenti sampai saat ini, tetapijustru hal ini dapat menjadi momentum bagi diriku untuk kembaliproduktivitas dalam menulis aku tingkatkan. Menulis bukan hanya untukaktualisasi diri, akan tetapi menulis adalah hal yang seharusnya samadengan berbicara atapun mendengar, itu yang harusnya kulakukan danbanyak orang lakukan. Jika perkataan keluar secara lisan, maka tidakbertahan lama karena seringkali sambil lalu bahkan cepat terlupakan.
Tentu akan berbeda jika apa yang kita ingin katakan lewat mulut,justru kita sampaikan melalui sebuah tulisan, dampak yang ditimbulkandapat lebih besar bahkan bertahan lebih lama, karena tulisan tersebutbisa dibaca oleh orang lain yang mungkin saja tidak kenal dengan kitadan mereka merasa terberkati oleh tulisan kita yang awalnya berasaldari perkataan.Â
Ketika banyak orangberkata sulit untuk menulis, tetapi di sisi lain mereka sendirilancar dalam berkata-kata secara lisan, maka hal tersebut merupakansebuah paradoks. Mengapa demikian ? Karena jika kita fasih dalamberbicara itu disebabkan karena kita selalu berlatih sejak kecildalam mengucapkan kata-kata lewat berbicara. Hal yang sama sebenarnyaberlaku juga dengan menulis, yaitu jika kita tidak mulai membiasakandiri maka menulis tersebut seakan menjadi hal yang sulit dan tidakmungkin dilakukan.
Padahal setiap orang adalah penulis, minimalpenulis bagi kehidupannya sendiri. Dari liburan di Bali ini akubelajar untuk kembali membangkitkan passion-ku tentang menulis danapa saja yang dapat kutulis, maka akan kutulis karena bagiku menulisitu refreshing dan aku bersyukur dapat kembali menemukan passion-kudalam tulis-menulis, serta berharap aku dapat lancar menulis selancarseperti saat aku berbicara.
-dny-