Mohon tunggu...
Dani Wijaya
Dani Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fitnah pada Jokowi, Rongrongan Kelompok Oposisi, dan Ikatan Kebangsaan Kita

22 September 2017   11:23 Diperbarui: 22 September 2017   11:38 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dok.pribadi

"Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI. Karena sekarang ini banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit. Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena sudah jelas di konstitusi, ada TAP MPR bahwa komunisme dilarang di negara kita Indonesia. Jadi, kalau bisa tunjukkan pada kita, tunjukkan pada saya, saya akan gebuk detik itu juga!", kata Jokowi di hadapan para mahasiswa dan warga Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017).

Pernyataan di atas dengan tedeng aling-aling  disampaikan Jokowi merespon merebaknya isu PKI di Indonesia. Bahwa terkait dengan keberadaan PKI di Indonesia, Presiden Jokowi akan bersikap tegas dan keras.

Presiden Jokowi sangat memahami bahwa PKI telah dilarang dalam hukum positif di Indonesia melalui TAP MPRS No. 25 tahun 1966. Lebih jauh lagi, Presiden Jokowi juga akan menindak tegas bila ada PKI saat ini. Presiden membahasakan itu dengan, "akan digebuk detik itu juga".

Di atas adalah gambaran sikap tegas dan keras Presiden Jokowi terkait PKI. Namun anehnya justru Presiden Jokowi saat ini dituduh sebagai pelindung PKI. Tentu, itu hal yang sangat aneh dan menggelikan.

Adalah kelompok politik oposisi yang terus menggunakan berbagai fitnah untuk menyudutkan pemerintahan yang sah saat ini. Dalam momen akhir-akhir ini, mereka menggunakan isu PKI guna menjatuhkan pemerintah dengan menuduh Presiden Jokowi sebagai pelindung PKI.

Selain itu, kelompok oposisi juga terus  melakukan agitasi dan propaganda dengan mengaitkan Presiden Jokowi sebagai pihak yang anti-Islam dan antek Cina. Tentu, itu bisa kita pahami sebagai analisa rekaan belaka. Atau lebih mirip cerita karangan saja. Oleh karena itu, sebaiknya kita tetap mengandalkan akal sehat yang waras untuk tidak gampang mempercayainya.

Kelompok oposisi seperti Rakyat Bergerak (RB) dan Majelis Rakyat Indonesia (MRI) kemudian juga Alumni 212, dan beberapa tokoh seperti Sri Bintang Pamungkas, akhir-akhir ini berencana menggulirkan isu Sidang Istimewa MPR RI untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi dengan beberapa isu di atas seperti Jokowi PKI, Jokowi anti Islam, dan Jokowi antek Cina. 

Apa yang dilakukan oleh beberapa kelompok dan tokoh di atas adalah tindakan yang kekanak-kanakan. Mereka merupakan tokoh senior yang tidak menunjukan sikap bijaksana dan negarawan. Sekaligus menunjukan sikap yang tidak bertanggung jawab karena telah menghasut rakyat untuk melakukan makar dan pengambilalihan kekuasaan dari pemerintahan yang sah saat ini.

Kita sebagai warganet sebaiknya tetap kritis melihat keadaan. Kita harus jaga kebhinekaan di Indoneska. Kita juga harus jaga Pancasila. Tetapi jangan sampai kita mudah diadu domba dengan jargon bhineka dan Pancasila.

Berbagai isu yang berkembang akhir-akhir ini seperti isu PKI, Jokowi anti Islam, dan Jokowi antek Cina sengaja 'digoreng' oleh kelompok oposisi untuk menciptakan instabilitas sosial-politik. Dengan begitu, pembangunan akan terhambat dan kepercayaan masyarakat pada pemerintah akan turun. Itulah tujuan mereka.

Sebagai warganet, banyak hal positif yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini. Misalnya kita bisa mencegah beredarnya isu hoax di atas. Menjaga kedamaian dan mencegah politik adu domba adalah kepentingan kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun