Dalam kehidupan seorang pebisnis, biasanya ada 3 motivasi memulai usaha :
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â Level terendah : Yaitu golongan orang-orang yangmemulai usahanya karena kepepet
Apakah kepepet hutang atau kepepet mau nikah atau kepepet lainnya. Dorongan berusaha yang seperti ini tipikal bisnisnya biasanya tanpa perencanaan, apa yg dianggapnya peluang di depan mata, itu langsung diembatnya. Pelakunya seperti ‘berlari’ usaha sana-sini untuk mendirikan bisnis, pokoke ada bisnis, bisa dapat uang, bayarin keperluannya yg kepepet itu. Begono..
Biasanya karakter hidup berbisnis karena kepepet ini menjadikan hidup pelakunya tidak tenang, diburu2 target, dan kebanyakan umur bisnisnya tidak bertahan lama. Akan terasa capek terus perasaannya dgn kehidupan yg dianggapnya sudah bekerja keras.
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â Level Menengah : Yaitu golongan orang-orang yang memulai usahanya karena kepingin Kaya.
Pengen tampil, pengen dilihat cepat sukses, pengen dilihat hebat oleh sesamanya manusia. Karena dorongan besar mau kaya ini, maka segala cara ditempuhnya untuk bisa menumpuk kekayaan.Yang dikejarnya adalah kedudukan, penampilan, dan gelar, ingin dipuji. Karakter yang muncul biasanya menjadi serakah, pelit, kanan-kiri OK, sikut kiri-kanan sing penting dianya bisa kaya, bisa jadi orang hebat. Tak peduli pula apakah ini sesuai syariat islam atau tidak, baginya aturan agama itu nomor kesekian, yang penting transaksinya sudah bisa diterima masyarakat. Kalau ada transaksi tidak jelas atau abu-abu, oke sajalah..yang penting tidak ketahuan masyarakat umum. Maka cara2 suap pun menjadi kelaziman, yang penting tdk didahului orang katanya itu biasa..oke sajalah...sebut namaku 3kali..bento..bento..bento…
Perasaan yang ada hanya takut, takut tidak kebagian dunia, takut oleh manusia, takut mati, dan berbagai macam ketakutan lain.Persis seperti orang yang masuk dalam rimba belantara. Walaupun membawa bekal, tapitidak membawa peta. Bekalnya banyak tapi takut habis, akhirnya diapun panik sendiri.
Segala sesuatu dikerjakan dengan harapan balas jasa. Gue kerjain ini, lu bisa ngasih apa. gitu katenye. Lu jual, gua beli. Gua kerja, amplop bayarannya. Bahwa semua yang dimiliki adalah karena kemampuan akal dan kerja kerasnya sendiri
-Â Â Â Â Â Â Â Â Â Level Tertinggi : Yaitu golongan orang-orang yang dorongannya berbisnis karena ingin berkontribusi ke banyak orang. Banyak orang sukses yang kita lihat karena menebar kebaikan dengan bisnisnya, dia akan menjadi orang yang mau berbagi dengan yang lain. Yang banyak sedekahnya dan menginspirasi produknya untuk kebaikan bagi orang lain. Banyak contoh sukses yang kita lihat di depan mata skrg ini, terutama orang-orang non-muslim.
Sebagai muslim, tentunya kita punya aturan sendiri, bahwa kehadiran kita berbisnis bukan saja untuk hebat di dunia, tapi bagaimana agar kekayaan yang kita miliki bisa menjadi bekal yang sempurna di kehidupan akhirat kita nanti yang kekal adanya. Caranya : yaitu dengan berbisnis di jalan ALLAH dan ketika kita memperlihatkan kesungguhan kita bekerja ini mungkin saja ALLAH bisa turunkan ridhoNYA, yang dengan ridhoNYA kemudian menurunkan rezeki yang tidak terduga kepada pelakunya. Kalo bilangnya tidak terduga itu berarti tidak terbatas kan? Juga berarti tidak terukur dan tidak ter.. ter.. lainnya kan?
Pebisnis muslim yang bermain dengan cara seperti ini tidak akan kompromi dengan suap, karena keyakinan ALLAH pasti berikan rezeki kalau memang itu haknya. Kerjanya adalah fokus memperbaiki diri untuk memantaskan pemberian rezeki dari ALLAH. Hatinya menjadi tenang, tidak ada kekhawatiran akan hari esok, karena tahu kalo ALLAH itu maha tahu kebutuhan hidupnya dia. Maka yang prioritas buatnya adalah fokus pada proses, bukan hasil. Bahwa ketika berbisnis, bukan soal niat baik saja untuk jadi kaya dan bisa berbagi ke banyak orang, tapi juga harus diikuti dengan bermain yang mengikuti aturan-aturan ALLAH, yaitu berbisnis syariah, halal, dan tanpa riba. Dan sebagai seorang muslim, 3 hal yang dianggapnya sebagai berbisnis di jalan ALLAH yaitu :