Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

'Ketindihan' Ketika Tidur : Mitos atau Ilmiah?!

22 Januari 2010   03:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:20 10608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Ketindihan lagi nih kayaknya.." Itulah kalimat yang keluar dari mulutku saat tiba-tiba terbangun dari tidur malam hari ini. Padahal sebelumnya aku hanya berencana istirahat sejenak setelah selesai makan dan berpetualang di dunia 'virtual', sebab malamnya aku ingin mengerjakan tugas yang belum selesai. Saat itu mata ini tiba-tiba saja mengantuk, akhirnya ku putuskan segera berpindah ke singasana peristirahatanku. Kalau tidak salah saat itu waktu menunjukkan pukul 9-an malam ketika aku mulai memasuki dunia mimpi. Namun, saat waktu mulai merangkak tengah malam, tiba-tiba antara sadar dan tidak sadar dan antara ada dan tiada, aku mengalami kondisi yang aneh, kurasakan seluruh tubuhku kaku dan tidak bisa digerakkan, terasa ada benda atau sesuatu yang menindihku. Untuk menggerakkan kelopak mata dan satu jari saja rasanya sulit sekali. Rasanya seperti terikat oleh lilitan tali di sekujur tubuhku. Aku mencoba sekuat tenaga untuk bangun, tetapi apa daya aku tidak mampu.

Illustration : The Nightmare, by Henry Fuseli (1781) is thought to be one of the classic depictions of sleep paralysis perceived as a demonic visitation. Source : wikipedia

Aku tersadar sepertinya aku mengalami kondisi 'ketindihan', akhirnya aku berdoa kepada Tuhan minta diberi kekuatan dan perlindungan dari-NYA. Dan.. akhirnya aku bisa terlepas dari kondisi mengerikan itu, aku bangun dari tidur dengan kondisi tubuh yang berkeringat dan napas yang tersengal-sengal. Sungguh pengalaman bangun tidur yang tidak enak rasamya. Kulihat jam weker ku, ternyata waktu menunjukkan pukul setengah satu lewat dini hari. Aku beranjak dari tempat tidurku mengambil segelas besar air minum untuk mengisi kembali cairan yang hilang dari tubuhku akibat berkeringat. Aku kembali termenung memikirkan kejadian yang kualami ketika tidur tadi. "Sepertinya ketindihan lagi, ya?!" jerit batinku. Aku baru sadar sepertinya aku tidak berdo'a tadi sebelum tidur. Di depan meja belajarku, sambil termenung aku terus memikirkan kejadian itu. Sebab kejadian yang kualami itu sungguh aneh tapi nyata. Adapun keanehan yang kualami saat dalam kondisi yang tidak dapat bergerak itu, aku merasa ada sosok makhluk yang mendekap keras dadaku dengan kedua tangannya, terasa ada hembusan napas yang mengarah ke wajahku, rasanya panas sekali sehingga membuat bagian sekitar wajah dan leherku penuh dengan keringat.

Selain itu, dalam kondisi seperti itu, aku masih sempat mendengar canda ria suara teman-teman di ruang utama wisma tempat tinggalku. Dan, kenyataannya memang begitu, teman-temanku memang sedang menonton film komedi di ruang utama, mereka semua tertawa dan bercanda ria di ruangan itu. Berarti, yang kudengar dan kurasakan itu bukan mimpi, tapi nyata dan aneh adanya. Lantas siapakah sosok yang mendekap dan menindih tubuhku itu sementara aku hanya sendirian di dalam kamarku?! Apakah ini adalah perbuatan usil dari sosok yang tak diketahui jelas definisinya itu, ataukah reaksi itu hanya ilusi dan halusinasi saja bagiku?! Aku tidak mengetahuinya secara pasti. Yang aku tahu bahwa kondisi ’ketindihan’ yang kualami ini memang merupakan salah satu mitos yang beredar di kalangan masyarakat dan sangat erat dikaitkan dengan dunia klenik, gaib, dan dunia mistis lainnya. Namun, sebenarnya aku tidak percaya hal itu, aku selalu berusaha mengaitkan kejadian apapun (termasuk hal ini) secara logika dan ilmiah, sehingga aku tidak men-salah-arti-kan kejadian dengan hal-hal yang dapat merusak citra pikiran dan pem-bodoh-an dari sudut pandang apa pun. Namun, kondisi yang kualami ini nyata adanya, sepertinya aku mulai bingung dan terbius mempercayai bahwa nilai-nilai mitos itu berjalan seimbang dengan logika dan ilmiah melalui kejadian ini.

Nah, Bagaimana dengan anda sendiri?! Pernahkah anda mengalami kondisi “ketindihan” ketika tidur? Pernahkah anda tidur, kemudian anda merasa terjaga dari tidur, namun tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk bergerak? Itulah yang disebut dengan “Ketindihan” (menurut kebanyakan orang). Ketindihan adalah kata atau istilah yang seringkali diungkapkan untuk menganalogikan suatu keadaan ketidakmampuan bergerak atau ketidakmampuan kontrol terhadap otot-otot tubuh pada saat terjaga (atau merasa terjaga) dari tidur. Kebanyakan orang menghubungkan kejadian tersebut dengan gangguan jin, hantu, setan, atau makhluk dari 'dimensi' lain. Namun sebagian lagi hanya menghubungkannya dengan sirkulasi darah yang tidak teratur akibat salah posisi dalam tidur. Bagi para ahli kedokteran dan psikologi, kejadian atau peristiwa ini mereka sebut dengan "Sleep Paralysis".

Apakah Sleep Paralysis Itu?

Menurut medis, sleep paralysis alias tidur lumpuh (tubuh tak bisa bergerak atau serasa lumpuh) adalah keadaan yang dialami seseorang ketika akan tidur atau bangun tidur kemudian merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak. Gejala yang awam dirasakan oleh orang yang pernah mengalaminya adalah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak. Rasanya ada yang menindih tubuh, tapi tidak bisa berbuat sesuatu untuk minta tolong. Biasanya, akan ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali. Keadaan ini dialami hampir setiap orang baik pria maupun wanita. Usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur sleep paralysis ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung hanya dalam hitungan detik hingga hitungan menit.

Namun hal yang menarik dari mitos ketindihan ini adalah saat ketindihan seseorang sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran kemudian fenomena ketindihan ini pun sering dikait-kaitkan dengan hal-hal mistis. Secara singkat, sleep paralysis adalah kelumpuhan sementara yang terjadi sesaat sebelum atau sesudah tidur. Kelumpuhan ini hanya berlangsung beberapa saat, dan bisa segera hilang jika seseorang memanggil nama kita dengan perlahan. Di dunia Barat, fenomena ketindihan ini sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan atau halusinasi yang muncul. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas [dapat dilihat pada gambar di atas]

“Sleep Paralysis” secara umum memiliki gejala-gejala sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan menggerakkan tubuh dan otot saat tidur atau terjaga dari tidur. 2. Kadangkala disertai halusinasi dan kejadian seperti mimpi. 3. Kadangkala terjadi beberapa kali atau berulangkali dalam satu periode tidur.

Apakah Penyebab Sleep Paralysis?

Penyebabnya cukup banyak. Terkadang otak manusia melakukan kesalahan ini tanpa sebab, sehingga orang-orang sehat pun bisa mengalami kondisi ini. Trauma juga bisa menyebabkan sleep paralysis. Orang-orang Kamboja yang menjadi pengungsi karena perang, tercatat sering mengalami sleep paralysis. Bahkan bisa tiga kali dalam seminggu. “Hantu-hantu” yang mereka lihat juga cukup beragam, dari tengkorak yang mencekik leher, sampai anggota keluarga yang sudah meninggal. Orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan, seperti social anxiety juga lebih sering terkena sleep paralysis beserta halusinasi-halusinasinya. Begitu pula orang-orang yang percaya pada tahayul, perklenikan, dan dunia mistis lainnya.

Kurang tidur atau tidur yang tidak teratur juga merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami kondisi sleep paralysis. Menurut seorang peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, Al Cheyne, sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur yang terjadi di tahap rapid eye movement atau REM. Untuk diketahui bersama, berdasarkan gelombang otak, tidur dapat dibagi dalam 4 tahapan yaitu tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Ketika kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke tahap REM. Dan ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, ketika itulah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur, atau sedang dalam masa-masa begadang menyelesaikan tugas kuliah yang banyak. Maka kondisi ini pun pasti dialami jika faktor pemicunya seperti itu.

Apakah Sleep Paralysis Berbahaya?!

Sleep paralysis memang kadang merupakan pengalaman yang sangat menakutkan. Tetapi, sebenarnya fenomena ini tidaklah berbahaya. Ketindihan awalnya seringkali dihubungkan dengan ”narcolepsy”, yakni kondisi neurologik dimana seseorang tidak mampu mengontrol tubuhnya saat tidur dan kadangkala bergerak dengan sendirinya. Akan tetapi kemudian muncul klaim bahwa ketindihan (Sleep Paralysis) juga terjadi pada orang yang tidak memiliki kasus ”narcolepsy”. Walaupun sebagian orang merasa khawatir dan takut saat kejadian, namun menurut para ahli hal ini tidaklah membahayakan.

Penelitian Stanford menunjukkan bahwa :

  1. Beberapa orang yang memiilki kebiasaan tidur tidak teratur seringkali mengalami ”Sleep Paralysis”.
  2. Sebuah study menunjukkan bahwa 35% orang yang biasa mengalami ”Sleep Paralysis” juga kadangkala mengalami kepanikan saat bangun tidur atau terjaga baik akibat mimpi ataupun kebisingan.
  3. 16% orang yang biasa mengalami ”Sleep Paralysis” juga terbukti mudah panik. (walaupun presentasenya tidak cukup kuat untuk dihubungkan)

Bagaimana mencegah Sleep Paralysis?!

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jika anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Hal ini akan membantu anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicunya. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat. Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini. Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Adapun pencegahan secara umum dapat dimulai dengan mengatur pola tidur yang sehat, antara lain :

1. Tidur yang cukup, tidak berlebihan dan kekurangan.

2. Hindari tidur di waktu pagi dan sore.

3. Olahraga teratur (hindari waktu olahraga yang berdekatan dengan waktu tidur)

4. Kurangi stress

5. Tidur dengan waktu yang teratur

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara

  1. Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
  2. Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
  3. Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
  4. Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
  5. Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
  6. Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
  7. Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
  8. Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
  9. Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
  10. Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
  11. Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Nah, begitulah kurang lebih penjelasannya. Apakah ada yang masih bingung?! Apakah ada yang masih percaya dengan mitos dan masih berlandaskan pengaruh mitos yang beredar, mengingat kejadian yang pernah dialami serasa nyata. Bagaimana dengan pengalaman anda sendiri yang pernah mengalami kondisi ini?! Jadi, kesimpulannya adalah apakah kondisi ‘ketindihan’ atau sleep paralysis memang mitos yang nyata tapi aneh atau terdefinisi secara logika atau ilmiah sebagai salah satu gangguan dalam tidur, yang disebut dengan sleep paralysis. Nah, silahkan anda menyimpulkan sendiri.

,,

Reference :

  1. Carlson, Neil R. (2002). Foundations of Physiological Psychology. Boston: Allyn and Bacon.
  2. Jacobson, C. J. jr. (2009). The nightmare of Puerto Ricans: an embodied ‘altered states of consciousness’ perspective. Cult Med Psychiatry. 33. 266-289.
  3. Hinton, D.E., Pich, V., Chhean, D., & Pollack, M. H. (2005). ‘The ghost pushes you down’: sleep paralysis-type panic attacks in a Khmer refugee population. Transcult Psychiatry. 42. 46-73.
  4. French, C.C., Santomauro, J., Hamilton, V., Fox, R., & Thalbourne, M.A. (2008). The psychological aspects of the alien contact experience (abstrak). Cortex. 44. 1387-1395.
  5. http://ruangpsikologi.com/
  6. http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_paralysis
  7. http://myscienceblogs.com/
  8. http://parelotong.blogspot.com/2009/09/mitos-ketindihan-saat-tidur-kenapa.html
  9. http://www.stanford.edu/~dement/paralysis.html
  10. http://www.google.com/

**********

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun