Yogyakarta: Pada setiap malam Sabtu dan Minggu atau hari libur sudut-sudut Kota Yogyakarta selalu dipadati oleh anak-anak muda bersama pasangannya. Dari penelusuran penulis nampak ada beberapa kalangan anak muda di Kota Yogyakarta yang melakukan tindakan tidak senonoh dengan kekasihnya. Seperti halnya bermesraan di sudut-sudut tempat yang sepi, berpegang-pegangan tangan tidak sewajarnya, berciuman, necking, petting, dsb. Bahkan diantara mereka ada yang berani melakukan tindakan itu terang-terangan di depan umum tanpa malu-malu. Pada waktu yang berbeda, berdasarkan penelusuran penulis berhasil menemukan adanya beberapa kos-kosan mahasiswa yang sering dijadikan tempat kumpul kebo. Kos-kosan tersebut pada umumnya memang tidak ditunggu oleh induk semang. Sehingga para mahasiswa relative bebas berbuat sesuka mereka. Bahkan ada yang mengaku sudah tinggal satu kos bersama pacarnya selama tiga bulan. Ironisnya tidak ada teguran kepada mereka. Di sisi yang lain, tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini Kota Yogyakarta mendapat sorotan dari berbagai pihak terkait maraknya seks bebas di kalangan pelajarnya. Sebagian pelajar di Kota Yogyakarta kini semakin berani melakukan praktik tindakan tidak senonoh itu bersama pacarnya. Dari sumber beberapa penelitian bahkan menyebutkan semakin banyak pelajar putri di Kota Yogyakarta yang tidak virgin lagi. Karena sebagian mereka diketahui telah terjerumus ke dalam kehidupan seks bebas. Seks bebas seolah telah menjadi gaya hidup bagi sebagian pelajar maupun mahasiswa yang ada di Kota Yogyakarta. Seks bebas itu seperti candu yang membuat para pelajar semakin ketagihan. Mereka tidak berfikir panjang akan resiko dari tindakannya itu. Mereka tidak berfikir akan dampak dari hawa nafsu sesaatnya itu. Pada akhirnya meningkatlah angka aborsi seiring tingginya angka free sex. Selain itu perilaku seks bebas di kalangan pelajar maupun mahasiswa seKota Yogyakarta juga mampu menimbulkan berbagai penyakit kelamin. Mengingat masih tingginya angka free sex di Kota Yogyakarta, maka ini perlu menjadi perhatian serius bagi Pemerintah khususnya Pemerintah DIY. Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar mestinya mampu memberi suritauladan yang baik kepada Kota-kota lainnya. Generasi muda khususnya yang sedang menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta harus diselamatkan dari pengaruh free sex. Jangan sampai nantinya para orang tua menjadi enggan dan dihantui rasa was-was ketika ingin menyekolahkan anaknya di Kota Yogyakarta. Perlu adanya kebijakan khusus untuk mengatasi maraknya fenomena free sex di Kota Pelajar, Yogyakarta.
