Mohon tunggu...
Chris Noya
Chris Noya Mohon Tunggu... -

We cannot negotiable with people who say “What’s mine is mine and what’s yours is negotiable”

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Teroris atau RMS?

3 Oktober 2012   05:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13492425921728921601

Akhir-akhir ini banyak sekali aksi teror yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab dengan tujuan mengusik kedamaian yang telah terjalin di Ambon dan Maluku pada umumnya. Dimulai dengan ledakan bom rakitan di kawasan Air Raja (perbatasan Porto-Haria) Kec. Saparua, Kab. Maluku Tengah, aksi percobaan pembakaran sebuah kapal penumpang KM. Elizabeth di Pelabuhan Slamet Riyadi, ledakan bom rakitan di kawasan terminal Pasar Mardika, Kec. Sirimau, Kota Ambon dan yang terakhir adalah penemuan sebuah paket yang diduga berisikan bom di kawasan terminal Mardika.

Sementara penangkapan sejumlah tersangka teroris oleh Densus 88 di Kota Ambon dan Maluku juga menjadi headline di berbagai media massa seperti mengarahkan opini kita semua bahwa Maluku adalah sarang teroris, seperti yang diungkapkan oleh BNPT. Namun kita lupa bahwa di Maluku tidak hanya teroris saja yang dapat bersemayam di bekas wilayah konflik ini, akan tetapi para tokoh dan simpatisan RMS masih bebas berkeliaran tanpa ada satupun pihak yang berani mengutak-atik dalang dibalik kerusuhan Maluku 1999-2004 yang hingga kini masih menjadi bahaya laten bagi integritas bangsa.

Dengan pengalamannya sebagai pemicu konflik, RMS bisa saja memanfaatkan ‘isu terorisme’ ini untuk mengulang kembali aksinya dengan mengadu domba masyarakat Maluku dengan dalih agama. Karenanya kita semua harus tetap mewaspadai setiap gerakan dan provokasi sesat mereka.

[caption id="attachment_202338" align="aligncenter" width="576" caption="Say No To Both (pribadi) "][/caption]

Baik TERORIS maupun RMS merupakan musuh bersama masyarakat Ambon dan Maluku yang memegang teguh persaudaraan sebagaimana warisan budaya lokal yang terus dipupuk hingga kini, yakni pela gandong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun