Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Prabowo di Ambang Kemenangan

1 April 2019   00:05 Diperbarui: 1 April 2019   08:19 4185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto memberikan penjelasan saat debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Tidak ada judul lain yang tepat, yang dapat saya tulis dalam artikel ini. "Prabowo di Ambang Kemenangan", merupakan narasi yang tepat atas debat Jokowi dengan Prabowo yang berlangsung selama 2 jam, di media televisi mainstream. Debat mengangkat tema Ideologi Pancasila, Pemerintahan, Pertahanan dan keamanan dan Hubungan Internasional.

Saya berusaha secara objektif dalam mengamati perdebatan tersebut, walaupun saya tidak bisa menyembunyikan subjektivitas atas kemampuan retorika, dan literasi masing-masing capres, yang diunggulkan oleh Prabowo.

Dari sisi penampilan, sejak awal Jokowi seperti kehilangan energi, tidak tahu pasti apa karena terlalu lelah mengikuti kampanye di berbagai wilayah. Berbeda dengan penampilan debat kedua dua bulan yang lalu, lebih agresif, menohok, dan menyerang personal Prabowo.

Pada debat kedua, banyak penonton TV yang kurang "sreg" dengan gaya Prabowo yang terkesan soft berbeda dengan imej yang dibangun selama ini sebagai figur yang keras, tegas, dan sebagai penantang akan terus menyerang.

Debat keempat ini, Prabowo menunjukkan karakternya, yang percaya diri, menguasai persoalan, narasinya bagus, vocabulary-nya lebih banyak, sangat meyakinkan dengan apa yang disampaikan dan apa yang diinginkan. 

Bagaimana dengan Jokowi, dari awal sampai akhir, terkesan datar, tidak meninggi seperti debat sebelumnya. Lebih banyak terjebak dan kedodoran dalam merespons persoalan yang diangkat Prabowo. Dengan narasi terbatas, vocab yang minim, terkesan menjadi sulit mencari kata-kata yang tepat dan diyakininya. 

Terkait ideologi Pancasila misalnya, kedua calon, sepakat untuk menanamkan ideologi Pancasila melalui pendidikan. Sesuatu yang sudah diungkapkan Prabowo dan didukung oleh Jokowi. Tetapi ada satu poin penting yang tidak ada dalam narasi Jokowi adalah gagasan Prabowo bahwa Pancasila tidak cukup melalui pendidikan, tetapi perlunya contoh dari seorang pemimpin.

Intinya harus ada model figur sebagai contoh implementasi Pancasila, yaitu figur penyelenggara negara yang tidak mental korup, tidak melakukan jual beli jabatan, karena sadar bahwa itu semua tidak sesuai dengan Pancasila. 

Soal tuduhan Prabowo dituduh sebagai pelindung khilafah yang dilontarkan oleh mereka orang-orang di sekitar pendukung Jokowi, tidak diduga dijawab dengan ngeles bahwa Jokowi juga korban fitnah dituduh PKI. Selama 4,5 tahun diam saja.

Kenyataannya Jokowi tidak diam, tetapi menyatakan akan melawannya. Walaupun tak jelas siapa yang dilawan. Sedangkan yang menuduh Prabowo jelas orangnya berada di kubu Jokowi. Tapi sayangnya tidak ada upaya menjawabnya. Apakah Jokowi membenarkan tuduhan tersebut?. Itulah yang menjadi pertanyaan penonton di TV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun