Mohon tunggu...
Pustaka Informasi PDM Wonosobo
Pustaka Informasi PDM Wonosobo Mohon Tunggu... -

Aktual Mencerahkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rohingya Juga Saudara Kita

8 September 2017   23:15 Diperbarui: 9 September 2017   00:01 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawa Tengah(Wonosobo)Jum'at( 08/09 2017 ),Berbaju coklat tua dengan setangan leher melilit dipundaknya, berjalan beriringan menapak menyusuri trotoar jalan raya, dengan celoteh khas anak-anak bercanda ria. Kotak kardus " Save Rohingya " di kedua tangan mereka terayun mengikuti gerak tubuh yang kadang berlari kecil, koin lima ratusan dan uang ribuan loncat kekanan kiri seiring dengan tambahan lima ribuan memenuhi kardus menambah semangat mereka.

Mereka bukan pandu biasa,, mereka bukan anak-anak sekolah biasa, merekalah kader ummat dan Muhammadiyah yang sedang berjuang dengan cara mereka. Saat melihat jerit tangis saudara Muslim terhempas badai kedzaliman di layar kaca, mereka tersentuh, mereka tidak tinggal diam, hatinya terusik dan tergerak.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Latihan Kepanduan Hizbul Wathan yang biasa mereka lakukan di halaman sekolah saat itu berubah menjadi Aksi Penggalangan Dana Amal untuk saudara Rohingya. SD Muhammadiyah Sudagaran melalui tangan-tangan kreatif berusaha menciptakan kader militant yang bisa hidup di segala zaman demi terwujudnya Ummat manusia yang dihargai dan menghargai sesama.

Saat muslim yang lain sedang menyuarakan aksi bela Rohingya di Magelang, maka pasukan pandu Hizbul Wathan dari SD Muhammadiyah Sudagaran hari ini juga berusaha meyakinkan masyarakat Wonosobo, bahwa ada manusia yang sedang berjuang untuk hidup dibelahan bumi Myanmar, Etnis Rohingya. Mereka dengan pendampingan dari pelatih menuju empat penjuru kota, mengumpulkan koin demi koin, ribuan bahkan ratusan ribu tanpa malu dan sungkan, dengan slogan " Save Rohingya ". Pasukan kecil terbagi dalam delapan belas kuntum berhasil mengumpulkan donasi sejumlah 3.629.500.

Aksi dimulai dari jam 14.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB. Dimulai dari titik kumpul di alun-alun Wonosobo, selanjutnya bergerak kearah utara empat kelompok didampingi Ramanda M. Azhar menuju pendopo bupati dan berputar kearah kauman. Pasukan berikutnya empat kelompok menuju kearah barat didampingi Ramanda Fauzan Nasrullah dengan tujuan komplek KODIM 0707, kantor pos dan seputar komplek pertokoan sumberan. Ramanda Nanang Rosyid Abidin sebagai koorlap di arah selatan bertanggung jawab atas empat kelompok di komplek pertokoan Rita Pasaraya. Sedangkan diarah timur didampingi Ramanda Nasihin membawahi empat kelompok, dan terakhir Ramanda Yohani dengan tiga kelompok menyapu donasi di komplek seputar alun-alun.

Ada cerita menarik selama penggalangan dana berlangsung, dua anak hilang dan sampai batas akhir pengumpulan jam 15.00 mereka belum ketemu, Zidam dan Humam, mereka adalah anggota kelompok untuk pengumpulan donasi dari komplek pertokoan Rita Pasaraya, saat semua anggota kelompok dan pendamping sibuk mencari ternyata mereka sudah dibawah pohon beringin  sedang menghitung hasil donasi dengan kipas-kipas memakai topinya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Cerita menarik kedua dari kelompok penjuru Timur, sampai batas waktu yang ditentukan belum kembali , usut punya usut mereka menghadang rombongan orang keluar dari gedung KORPRI setelah menghadiri hajatan. Mereka dengan percaya diri mengacungkan kotak donasi  dan hasilnya ternyata paling banyak dari kelompok yang lain.

Pendidikan karakter sejak dini memang wajib dilakukan untuk melatih mental spiritual, serta menjadikan kader ummat yang pilihan. Kalaulah dengan pendidikan yang biasa-biasa saja maka hasilnyapun akan biasa, sekolah Muhammadiyah tidak hanya sebatas mengejar nilai diatas kertas, tapi nilai keihlasan, perjuangan dan kemandirian hendaknya menjadi tumpuan utama. Mereka tanpa malu, canggung dan tegar saat diusir satpam Bank, dengan cueknya berkata" ini bukan buat kami, ini untuk saudara kami, saudara kita semua, kenapa harus malu" sungguh luar biasa pelajaran hari ini.

" Inilah pendidikan, dan inilah pendidikan Muhammadiyah sesungguhnya, dengan spirit Al-maun maka permasalahan ummat in sya Allah akan lebih mudah terselesaikan. Betapa banyak kekufuran yang berakibat dari kemiskinan, betapa banyak konflik yang berpangkal dari kekurangan ekonomi, kami mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih peka dan peduli dengan sesama melalui kejadian Genoside di Myanmar. " Sukaryo, S.Pd.I menuturkan.

Aksi berakhir tepat jam 15.15 WIB, dan Alhamdulillah semua bisa kembali kepangkalan dengan diserahkannya hasil donasi ke Tabah Pambudi selaku ketua LazisMU daerah PDM Wonosobo. (Hans-MPI)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun