Sebelum kalian membaca lebih jauh, tolong dukung saya dengan cara Like foto instagram saya dengan klik link ini, dan juga berikan feedback kalian berupa komentar didalam weblog saya ini ya guys. Terimakasih banyak atas dukungannya.
Yuk sekarang silakan baca ulasan lebih lengkapnya...
Jika pada artikel kemarin ini kita sudah membahas tentang potensi energi panas bumi di Indonesia dimana Indonesia menyimpan 40% dari total kapasitas panas bumi di dunia tentu saja hal tersebut akan memiliki pro dan kontra. Di artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan dampak negatif apabila kita tetap akan mengeksplorasi energi panas bumi, tapi ternyata energi panas bumi memiliki dampak positif yang begitu banyak juga.
Sekarang saya ingin mengajak kalian untuk berpikir, selain energi panas bumi, kira-kira sumber energi apa lagi yang sebaiknya kita eksplorasi untuk menggantikan ketergantungan energi Migas dan Fosil yang semakin hari cadangan energinya semakin menipis. Kemudian saya berpikir untuk mengkaji Energi Nuklir lebih dalam lagi. Karena jujur saja saya masih terperangkap dengan stigma bahwa Energi Nuklir dapat memberikan dampak negatif, tanpa melihat dampak positifnya.
1. Energi Nuklir Tidak Terlalu Berbahaya Seperti Yang Kita Bayangkan
Energi nuklir untuk pembangkit listrik telah digunakan oleh beberapa negara dan hanya sedikit saja kasus kecelakaan yang terjadi. Persentase penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik dunia saat ini telah mencapai 24% dari total energi listrik dunia. Hal yang menarik adalah telah ditemukannya teknologi pengamanan bahan nuklir yang makin lama makin baik dan handal. Kendati demikian, masalah kekurangan supply energi listrik bukan saja dialami oleh negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, bahkan Amerika Serikat pun masih mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan energi listriknya.
2. Energi Nuklir Ternyata Ramah Lingkungan
Penggunaan energi nuklir dan juga tenaga hidro-elektrik merupakan alternatif pembangkit listrik yang cukup ramah lingkungan, karena keduanya tidak menimbulkan gas karbondioksida, sehingga teknologi yang digunakannya dapat digolongkan teknologi yang telah matang. Seperti kasus di UK beberapa tahun yang lalu, kasus tersebut menjadi bukti bagaimana kematangan teknologi nuklir dibandingkan teknologi lain yang sejenis. Keputusan pemerintah UK pada saat itu adalah mengganti energi nuklir dengan energi gas ternyata terhalang oleh tingginya karbondioksida yang dihasilkan oleh teknologi gas tersebut, sehingga negara itu harus mempertimbangkan kembali peremajaan stasiun pembangkit tenaga nuklirnya.
3. Biaya Untuk Implementasi Energi Nuklir Tidak Mahal
Rusia, Jerman, dan Swedia merupakan contoh negara yang menggunakan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik secara cukup sukses. Jikalau Indonesia juga sukses apabila mengimplementasikan energi nuklir untuk pembangkit listrik, maka kebutuhan listrik akan terpenuhi dan harga per-meternya pun diperkirakan akan menurun secara tajam. Apalagi setelah selesai di masa investasinya. Implikasinya adalah anggaran pengeluaran rumah tangga juga akan menurun, yang berakibat pada peningkatan daya beli masyarakat dan pabrik-pabrik makin efisien dan harga barang-barang hasil industri makin murah, sehingga mampu bersaing dengan negara lain.