Habib Rizieq, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), sepertinya layak dijadikan kandidat calon presiden. Selain sakti, karena bisa membuat peluruh berbalik arah, Keberaniannya tidak diragukan lagi. Selain berani memelesetkan kata sampurasun (bahasa sunda) menjadi campur racun, Habib Rizieq juga berani menghina Pancasila kepolisian bahkan kepala negara.Â
Terakhir, Imam Besar FPI ini berani mengatasnamakan umat Islam dan Tuhan untuk membenarkan demonstrasi 4 November 2016 lalu. Dan konon, katanya, tanggal 25 November nanti, Habib Rizieq akan melengserkan pemerintahan Jokowi yang dipilih rakyat pada pilpres 2014 lalu, jika hasil proses hukum Ahok tidak sesuai dengan keinginannya.
Sepertinya, Habib Rizieq selalu menganggap dirinya paling hebat dan benar di Indonesia ini. Bahkan bagi sebagian para pengikutnya setianya, Habib Rizieq sudah dianggap nabi atau dewa. Segala ucapannya selalu dianggap benar dan tidak pernah salah di mata pengikut setianya. Kemampuannya dalam melakukan dakwah dan orasi tidak diragukan lagi.Â
Jika membandingkan antara Jonru dengan Habib Rizieq, maka sama seperti membandingkan semut dan gajah. Jonru, yang memiliki jutaan umat di dunia maya tidak ada apa-apanya dibandingkan Habib Rizieq yang memiliki umat di dunia nyata. Hanya saja, sangat disayangkan, sosok Habib Rizieq yang begitu hebat ini ternyata begitu mudah ditunggangi oleh orang lain. Mungkin... yang mungkin saja karena faktor fulus, maka segala kelebihan dan keahlian yang dimiliki Habib Rizieq dengan mudah dimanfaatkan oleh golongan tertentu yang ingin mengacaukan bangsa ini.Â
Kita tunggu saja kiprah Habib Rizieq dan FPI di dunia politik Indonesia nanti. Apakah Habib Rizieq akan dicalonkan jadi presiden, atau dicalonkan menjadi anggota dewan terhormat dari parpol atau Habib Rizieq dan FPI hanya jadi pelengkap penderita di dunia politik, yang hanya muncul jika ada pesanan, dan menghilang jika tidak ada pesanan?
Entahlah...
Salam nyengir Bocah Tua Nakal.