[caption id="attachment_88253" align="aligncenter" width="619" caption="Para pemrotes antipemerintah Mesir juga menggelar aksi unjuk rasa di kota Laut Tengah, Alexandria, Senin (31/1/2011), yang merupakan hari ketujuh aksi protes itu digelar. (AP)"][/caption] Bismillahirrahmanirrahim... Barusan tidak sengaja ketika membuka laptop, internet dihidupkan oleh pemerintah, padahal sejak situasi Mesir tegang mulai tanggal 25 Januari lalu, semua saluran komunikasi diputus. Telpon dimatikan, mengirim SMS tidak bisa, hingga jaringan internet pun tidak bisa. Mesir benar-benar sudah tidak cantik lagi. Satu minggu ini kami warga negara Indonesia yang ada di Mesir tidak bisa keluar ke mana-mana, kalaupun keluar palingan  hanya di sekitar-sekitar sini saja. Semua jalan diblokir oleh masyarakat. Sejak hari Jum'at ketika kerusuhan melebar di seluruh penjuru negeri. Polisi sudah tidak ada. Banyak kantor-kantor polisi, hampir semua malah kalau ingin mengatakan agak berelebihan, yang dibakar. Banyak para tahanan dan ribuan yang melarikan diri. Kemarin, saya mencoba jalan-jalan bersama teman saya, Omar, untuk melihat langsung kondisi terkini yang ada di Cairo. Saya melewati Zahra dan jalan lingkar Cairo. Pemandangan tank-tank perang ada di mana. Hampir setiap berapa ratus meter selalu ada penjagaan. Sementara di daerah pemukiman penduduk, tugas polisi diambil alih oleh para penduduk yang peduli. Jalan-jalan dipenuhi dengan tiang-tiang lampu dan reruntuhan batu bata untuk untuk membatasi kecepatan kendaraan yang lewat. Tiap melewati mereka yang berjaga harus menunjukkan surat-surat kendaraan dan tanda pengenal. Ya, inilah Mesir. Ini adalah catatan mukoddimah saya. Alhamdulillah, kami semua di sini baik-baik saja. Semua WNI juga secara bertahap mulai dievakuasi. Di mana-mana yang namanya proses negara yang akan revolusi sudah pasti akan banyak korban. Menurut data di BBC dari siarannya yang saya ikuti, sudah lebih dari 300 orang yang meninggal dan ada ribuan yang dirawat di rumah sakit. Sekarang di Mesir mulai pecah, antara yang mendukung pemerintah dan yang menolak dan di sinilah titik peperangan antar rakyat segera terjadi. Tunggu saja. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan