sepanjang sejarah negara ini merdeka, Reformasi merupakan salah satu bagian penting yang akan terus diingat dan dicatat. sebagai titik tolak kebebasan bangsa, tapi kali ini bukan dari penjajah, melainkan negara ini sendiri. Indonesia harusnya bangga, jiwa-jiwa muda yang tergerak untuk menuntut dan menyerukan aspirasinya, bukan untuk kepentingan elit semata melainkan untuk kemajuan bangsa ini. akan tetapi rasanya sayang sekali, bila perjuang tadi menjadi sia-sia. karena sampai saat ini, reformasi hanya dimaknai dengan perubahan semata, perubahan seperti apa dan harus berlangsung berapa lama, hal tersebut masih menjadi tanda besar.
padahal, jika mau menilik kembali apa saja yang dituntut para pejuang reformasi, setidaknya sudah sebagian besar tuntutan tersebut terwujudkan. namun yang terjadi, malah sebaliknya. bahkan pasca reformasi dianggap sebagai frase awal terbentuknya permainan money politic, apa benar demikian..?? Â jika memang benar adanya, haruskah kita menyalahkan reformasi..?? jawabannya tentu TIDAK. lantas siapa yang harus bertanggungjawab atas kegagalan reformasi?.
Reformasi ini tidaklah gagal, akan tetapi tersendat-sendat. dibandingkan dengan reformasi ala "SUPERSEMAR" yang sejarahnya saja penuh tanda tanya, tidakkah reformasi 1998 lebih terhormat. jika format tuntutan reformasi sudah benar adanya, lalu apa yang harus kembali dipertanyakan dari reformasi?. bila keadaan bangsa ini terus-menerus dalam keadaan terpuruk seperti sekarang ini, keberadaan  korupsi semakin membabi buta, kolusi yang dianggap biasa bahkan praktek nepotisme pun masih terus menguat. meskipun kemungkinan reformasi jilid II bisa saja terjadi, rasanya kurang etis bila negara ini terus-terusan mengalami proses yang sama. bangsa ini bukanlah bangsa kecil yang mudah ditaklukkan, namun melihat keadaan domestik Indonesia yang semakin tak karuan, hal tersebut semakin membuka peluang "penjarahan" bangsa Indonesia baik oleh elit tertentu bahkan oleh asing.