Sahabat bidancare, hari ini saya melengkapi informasi yang telah saya tampilkan di kompasiana pada topik Kehamilan Pra nikah Pada Remaja. Kebetulan salah satu pembaca dari sahabat bidancare curhat pada saya melalui email bahwa dia sedang bingung dengan putrinya yang sering telpon - telponan mesra berlama - lama dengan pacarnya. Padahal mereka masih duduk di bangku SLTP.
Sahabat bidancare, tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang anak - anak remaja semakin punya banyak peluang untuk pergaulan bebas. Terutama di kota besar. Media informasi dan tehnologi semakin canggih, berbagai macam tayangan film dan berita dengan mudah diakses. Sementara di sisi lain orangtua sibuk bekerja. Tanpa disadari mereka telah kehilangan banyak momen penting dalam pengawasan pertumbuhan dan perkembangan anak .
Beberapa kali saya pernah bertanya ( secara acak ) pada murid - murid perempuan  Sekolah Dasar di sekitar lingkungan saya tinggal . Pertanyaannya sebenarnya sederhana dan hanya dua hal saja. Yang pertama saya ingin mengetahui seberapa banyak anak Sekolah Dasar yang mendapat haid pertama dan belum sempat diberitahu oleh orangtuanya mengenai persiapan menghadapi haid pertama kali. Jawaban mereka polos dan lugu - lugu. Dan ada beberapa jawaban yang membuat saya terharu.
Memang ada juga yang menjawab sudah mendapat pelajaran di sekolah tentang haid. Meskipun sudah mendapat pelajaran dari sekolah, namun kenyataannya anak - anak tersebut juga ada yang mengaku panik, takut dan malu. Bahkan ada yang merahasiakan pada orang tuanya . Ada pula yang menjawab belajar cara perawatan diri saat haid justru dari pembantunya .
Pada jaman dulu anak perempuan haid rata- rata usia 12 atau 16 tahun. Tetapi sekarang usia 8 atau 9 tahun sudah mulai banyak terjadi. Beberapa pendapat para ahli menyebutkan anak perempuan mendapat haid pertama dalam usia yang lebih muda karena faktor gisi yang semakin baik dan pengaruh dari lingkungan.
Lalu pertanyaan kedua yang saya ajukan pada beberapa anak Sekolah Dasar yang sudah mendapat haid tersebut adalah :
'" Apakah kalian sudah punya pacar ? "
Tahukah anda salah satu jawaban polos dari anak - anak itu ?
"Aku sudah punya pacar namanya Yudi, dia sering bantu aku buat PR "
Sahabat bidancare, peryataan di atas sudah cukup jelas bukan? Saya harap anda bisa merenungkan nya. Mereka sudah haid dan punya pacar diusia yang belia. Ini bukan persoalan salah atau benar, boleh atau tidak. Yang dibutuhkan mereka adalah adalah PENDAMPINGAN yang intensif dengan penuh kasih sayang. Berusahalah memberikan sedikit waktu anda untuk mendampingi putri anda dalam suasana bersahabat, bicara dari hati ke hati. Jika anda langsung melarang atau marah, belum tentu menyelesaikan masalah. Mereka justru pacaran sembunyi - sembunyi dan ini berbahaya.
Jadilah sahabat terbaik bagi putri anda yang sudah memasuki masa pubertas. Jika perlu beri kesempatan pada anak - anak untuk mengundang teman - temannya bermain ke rumah sehingga anda bisa mengetahui dan mengenal siapa saja yang menjadi sahabat anak - anak kita. Jalin relasi yang baik juga dengan orang tua dari sahabat putri anda. Jika ada kesempatan berdua saja dengan putri anda cobalah berbincang - bincang dan sambil bergurau bertanya tentang hal - hal menarik tentang pacar mereka. Buatlah pembicaraan rileks dan santai tanpa berkesan ingin menyelidiki agar anak mau terbuka. Lalu pelan - pelan anda bisa memberi masukan pada anak mengenai pendidikan seksualitas. Dan mengarahkan untuk tidak berpacaran dulu tanpa anak merasa disalahkan .