Mohon tunggu...
Gina Nelwan
Gina Nelwan Mohon Tunggu... Bankir - Banker/AnimalsLover/ContentCreator

Blog : https://www.ginanelwan.com Instagram : @ginanelwan Twitter : @ginanelwan atau @ginabicara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

OB/OG Bukan Pembantu, tapi Membantu

18 Desember 2019   10:25 Diperbarui: 18 Desember 2019   16:36 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kecil gue dan adik gue udah punya orang-orang yang membantu di rumah, malah lebih dari satu totalnya dua orang yang membantu.

Keluarga kami terbiasa dengan adanya orang yang bukan sedarah atau keluarga, tinggal serumah yang bertugas untuk meringankan pekerjaan nyokap yang memang pure jadi ibu rumah tangga, karena bokap bekerja dan sering lembur.

Gue dan adik gue dibiasakan dari kecil sama bokap dan nyokap untuk memperlakukan mereka dengan manusiawi dan menganggap udah seperti keluarga sendiri.

Keluarga kami sangat tidak setuju dengan kata "pembantu", mama dan papa sering menyembut mereka "anak tinggal" artinya anak yang tinggal dengan keluarga kami.

Karena nyokap doyannya masak dan banyak melakukan aktivitas di dapur, nyokap dan bokap lebih prefer merekrut "anak tinggal" laki-laki. Jadinya "anak tinggal" kami dua-duanya laki-laki. Tugas mereka berdua adalah bersih-bersih rumah dan diluar rumah. Sambil bantuin pindah-pindahin barang, nyuci baju, nyuci kendaraan, nguras bak mandi, nyuci wc, beli-beli di warung dan sisanya sih nemenin adik gue main. Nah gue? Ikut main juga ama mereka, makanya saat ini agak sedikit "tomboy" karena mungkin masa kecil banyak bermain ama laki-laki.

Pekerjaan nyetrika masih sering dilakukan sendiri oleh nyokap, kalau nyokap capek biasanya kita sewa tukang nyetrika, karena jaman gue kecil hal itu mudah dicari.

Pokoknya orangtua gue ngajarin gue dan adik gue untuk tidak tergantung ama namanya "anak tinggal" atau jaman sekarang bilang orang yang bantu-bantu. Sampai sekarang gue agak gak setuju dengan panggilan pembantu. Tapi terserah juga buat yang manggil orang yang bantu-bantu di rumah itu dengan sebutan Pembantu, bebas aja.

Gue dan adik gue sampai sekarang masih bisa mengerjakan hal-hal di rumah secara sendiri, padahal masing-masing dari kita sudah berkeluarga dan mampu buat bayar orang yang bantu-bantu.

Gue tau bagaimana nyetrika, nyuci meskipun belajarnya susah banget pas udah married. Atau adik gue yang masih bisa nyapu, nyetrika atau beres-beres rumah walaupun dia udah punya istri dan ada orang yang membantu di rumahnya.

Padahal secara logika, dari kecil kita terbiasa hidup enak dan hidup dengan "anak tinggal" tapi kok masih bisa tau pekerjaan rumah? Jawaban gue sih, semua adalah hasil didikkan yang sangat disiplin dari kedua orangtua kami.

Bokap dan nyokap pernah berpesan bahwa "jangan mentang-mentang kamu punya orang-orang yang bisa bantu, kamu bisa seenaknya terhadap mereka" pesan itu yang selalu gue ingat sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun