Tibalah saatnya di era bonus demografi, para kaum netizen ( generasi muda ) diberikan ruang yang seluas-luasnya dalam berinovasi di perusahaan agar menciptakan produk dan jasa yang mengikuti perkembangan jaman. Jika ini terwujud, di masa depan, kita akan melihat para pemimpin muda akan menjadi tumpuan dalam kemajuan bangsa kita. Senioritas tidak lagi menjadi acuan dalam menentukan posisi strategis  di perusahaan. Kaum muda di masa depan harus lebih aware terhadap bangsa yang mengalami tantangan bonus demografi.
Pemangku kebijakan juga harus mulai menciptakan sebuah ekosistem yang mendukung kaum Netizen agar berkembang cepat. Regulasi dibuat tidak berbelit-belit dan lama. Karena seperti yang kita ketahui, kaum netizen sangat tidak menyukai kerumitan dan kelambanan. Kita bisa lihat sekarang, salah satu contoh perusahaan yang lahir dari generasi internet seperti  Gojek mampu memiliki rider 250 ribu ! Jika, kita rata-ratakan penghasilan rider 2,5 juta saja, ini sudah nilai ekonomi yang sangat besar.
Kolaborasi lintas profesi dan generasi harus terus dibangun. Sinergi ini akan berdampak bagi proses kerjasama dalam menciptakan sebuah inovasi teknologi yang mampu bernilai ekonomi sehingga lapangan kerja cepat bisa di realisasikan. Â Sudah saatnya juga, sila ke tiga dari Pancasila, Persatuan Indonesia di ejawantahkan dalam interaksi dan aksi lintas generasi ini. Bangsa kita harus harus berpacu dengan waktu, karena era bonus demografi segera akan kita hadapi.
Dimasa depan saat era bonus demografi merata di seluruh Nusantara, kita tidak lagi saling bersaing dengan tidak sehat, tapi justru bersama-sama menjalin keluarga besar  bangsa Indonesia yang maju, berbudaya, dan tangguh. Apakah ini bisa terwujud ? Ini hanya bisa dijawab oleh masing-masing pribadi kita sendiri.
Seperti pantun Afrika yang tertuang di "kolaborasi lintas generasi pertama" , tidak peduli anda singa ataupun rusa, saat fajar menyingsing, kita berlari bersama menyambut era bonus demografi yang membuat bangsa kita disegani di dunia.
Sudah siapkah kita ?