Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibadah adalah Tentang Budaya

26 Juli 2017   09:40 Diperbarui: 8 Desember 2022   10:54 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa umat manusia melakukan ibadah dan kenapa pula berbeda-beda tata caranya? Esai ini bukan tentang prinsip keyakinan atau yang disebut agama, ini tentang cara beribadah. 

Ibadah merupakan bagian dari perilaku sosial. Ibadah menjadi manifestasi kebutuhan jiwa manusia yang percaya bahwa ada kuasa yang lebih besar yang mengendalikan hidupnya dan seluruh alam semesta. Itulah sebabnya mengapa ritual ibadah sangat terkait dengan tradisi dan kebiasaan di kelompok manusia tersebut karena diekspresikan dengan apa yang mereka telah ciptakan turun-temurun yang kita sebut dengan “budaya”.

Di situs Wikipedia, Budaya atau kebudayaan diketahui berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal).  Buddhayah diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. 

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu cara berpikir, berperilaku, mengolah atau bekerja yang ada di suatu tempat.

Menurut Lousie Damen dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension in the Language Classroom, budaya mempelajari berbagi pola atau model manusia untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari.

William H. Harviland beranggapan bahwa budaya merupakan suatu perangkat aturan serta norma yang telah dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat yang melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.

Secara umum, budaya bisa diartikan sebagai pola hidup yang terdiri dari berbagai unsur yang terbentuk melalui proses perkembangan peradaban manusia dan diturunkan dari generasi ke generasi. Produk-produk kebudayaan itu antara lain seperti bahasa, pakaian, makanan, cara bekerja, perkakasnya, hingga segala jenis seni seperti musik, tarian, lukisan, berikut instrumennya.

Ritual ibadah sendiri dilakukan dengan segala budaya yang dimiliki manusia meski prinsip utamanya diutarakan oleh para nabi yang mendapat wahyu langsung dari Tuhan. Ketika berdoa atau melantunkan puji-pujian maka kelompok manusia itu menggunakan bahasa yang mereka warisi, musik yang mereka ciptakan, pakaian yang mereka desain dan berbagai kebiasaan yang mereka lakukan secara turun-temurun. Itulah mengapa gaya ibadah umat Kristen berbeda dengan Islam, lain lagi dengan Katolik, Budha atau umat Hindu. Karena daerah asal mula agama itu diajarkan berbeda-beda, antara timur tengah, arab, eropa, asia tengah dan asia timur.

Ketika kita membicarakan perbedaan gaya ibadah umat beragama dalam kelompok-kelompok besar di atas tersebut, tak ada yang mempermasalahkannya. Karena kita menganggap memang begitulah idealnya ibadah mereka. Namun menjadi ramai jika kita berbicara tentang cara ibadah dalam satu kelompok homogen. Perbedaan yang terjadi dalam satu agama atau bahkan satu komunitas lebih kecil lagi, seperti gereja, selalu mengundang perdebatan. 

Seakan-akan ada satu gaya yang lebih benar dari gaya lain. Ada cara yang dianggap salah hanya karena berbeda dengan kebiasaan selama ini. Misalkan saja di satu gereja di Indonesia, tiba-tiba dilakukan ibadah dengan bahasa dan nuansa Arab, bayangkan apa yang akan terjadi? 

Berandai-andai saja, jika di dalam peribadatan sebuah komunitas Timur Tengah diadakan gaya ibadah ala Amerika atau dalam ritual kepercayaan yang kental dengan nuansa oriental dilakukan dengan budaya Afrika, hampir pasti akan terjadi kekisruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun