Mohon tunggu...
Benedith Maria
Benedith Maria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mempelajari Komunikasi Lingkungan

22 September 2017   09:17 Diperbarui: 22 September 2017   09:26 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi mengenai lingkungan telah meningkat secara drastis, mulai dari media TV, media online, koran, maupun film. Cara masyarakat mengkomunikasikan masalah mengenai lingkungan juga ikut berubah. Perhatian mengenai bahan-bahan kimia yang ada pada makanan kita, pemanasan global, serta tingginya biaya energi, telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Hal ini juga berpengaruh pada mendesaknya pernyataan publik yang berkaitan dengan lingkungan. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat juga telah mendorong kemunculan studi mengenai komunikasi lingkungan.

Menjadi tidak mungkin bagi kita untuk memisahkan pengetahuan yang kita punya menegnai permasalahan lingkungan dengan komunikasi itu sendiri. Sebab, cara kita berkomunikasi satu sama lain tentang lingkungan dengan kuat mempengaruhi bagaimana kita memandang keduanya dan diri kita sendiri, dan, oleh karena itu, bagaimana kita mendefinisikan hubungan kita dengan alam (Cox, 2010, hal. 2). Gambar dan informasi yang kami terima dari teman, blog, media berita, Facebook, atau film populer memainkan peran yang kuat dalam mempengaruhi tidak hanya bagaimana kita memandang lingkungan, tetapi juga tindakan apa yang kita ambil.

Menurut Robert Cox, ia percaya bahwa komunikasi mengenai lingkungan merupakan suatu hal yang penting. Menjadi penting karena komunikasi mengenai lingkungan mempengaruhi bagaimana cara kita berinteraksi dan menamakan kondisi tertentu yang terjadi pada lingkungan kita sebagai suatu 'masalah'. Oleh karena itu, fokusnya adalah melihat peran komunikasi dalam membantu kita untuk menegosiasikan hubungan antara diri kita dengan organisme yang membentuk lingkungan kita.

Tujuan dari Komunikasi Lingkungan dan Ruang Publik dibagi menjadi tiga. Pertama, untuk meningkatkan wawasan mengenai bagaimana komunikasi membentuk persepsi kita terhadap permasalahan lingkungan. Kedua, untuk memperkenalkan kita dengan beberapa media dan forum komunikasi yang digunakan untuk komunikasi lingkungan, serta praktisi komunikasi yang ingin mempengaruhi keputusan mengenai alam dan lingkungan manusia. Ketiga, untuk memungkinkan kita untuk bergabung dalam percakapan dan debat yang ada pada ranah lokal maupun global, yang mungkin berpengaruh pada lingkungan dimana kita tinggal, belajar, bermain, atau bekerja (Cox, 2010, hal. 3).

Oleh karena itu, Robert Cox menawarkan kerangka kerja yang disusun dalam dua konsep inti:

1.Pertama, pentingnya komunikasi manusia dalam membentuk persepsi kita tentang lingkungan dan hubungan kita dengannya.

2.Peran ruang publik dalam menengahi atau bernegosiasi di antara berbagai suara yang ingin mempengaruhi keputusan dan lingkungan (Cox, 2010, hal. 6).

Ruang publik menurut Cox merujuk pada ranah pengaruh yang tercipta saat individu melibatkan orang lain dalam komunikasi melalui percakapan, argumen, debat, dan pertanyaan mengenai topik yang menjadi perhatian bersama atau topik yang mempengaruhi komunitas yang lebih luas.

Terdapat beberapa area yang memuat studi mengenai komunikasi lingkungan. Robert Cox membaginya ke dalam tujuh area yang saat ini menjadi perhatian bagi pembelajar komunikasi lingkungan. Pertama, Retorik dan Wacana Mengenai Lingkungan. Kedua, Media dan Jurnalisme Lingkungan. Ketiga, Partisipasi Publik dalam Pembuatan Keputusan Terkait Lingkungan. Keempat, Pemasaran Sosial dan Kampanye Advokasi. Kelima, Resolusi Konflik dan Kolaborasi Lingkungan. Keenam, Komunikasi Resiko. Dan yang ketujuh, Representasi Alam dalam Budaya Populer dan Green Marketing. 

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun