Mohon tunggu...
Bella Aprialim
Bella Aprialim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedy of Commons

8 September 2017   10:45 Diperbarui: 8 September 2017   10:56 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Komunikasi lingkungan berbicara, bertukar, atau memberi informasi tentang lingkungan dalam konteks yang begitu luas, seperti global warming. Komunikasi lingkungan merupakan sarana dalam mentransmisikan pesan atau informasi untuk menyelesaikan masalah lingkungan serta melakukan negosiasi terhadap pemahaman masyarakat yang berbeda terkait hal itu. Makna tersebut menjadi sangat beragam untuk didiskusikan. Akan tetapi, hal itu dapat lebih dipahami dengan menggunakan teori Shannon-Weaver yang menjelaskan teori komunikasi dengan sangat sederhana. Teori Shannon-Weaver memberi pemahaman bahwa komunikasi seperti mentransmisikan pesan dari pengirim ke penerima. Namun lebih dari itu, komunikasi dapat memaknai tindakan atau membentuk kesadaran kita. Komunikasi juga membentuk pemahaman dan mengarahkan pada dunia yang lebih luas

Teori tentang retorika berbicara hal yang sama, yaitu dengan menggunakan bahasa dalam mengatakan atau melakukan suatu hal dapat mempersuasi orang untuk melakukan sesuatu. Ini artinya orang dapat memilih simbolic action ketika mempersuasi orang lain. Simbolic action merupakan aksi yang menggunakan simbol-simbol seperti, bahasa, gambar, fotografi, atau demo jalanan. Pemilihan bahasa yang paling tidak emosional tentu saja akan mempersuasi.

Komunikasi lingkungan memiliki 2 karakter khas, yaitu pragmatis dan konstitutif. Pragmatis dari kata praktis yang artinya memberi solusi atau cara untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Konstitutif yang artinya membangun bermakna bahwa komunikasi lingkungan berusaha membentuk pemahaman tentang permasalahan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya ruang publik (public sphere) dan komunikasi individu untuk saling berdiskusi mengenai lingkungan. Banyak contoh ruang publik yang dapat digunakan terutama yang tidak kelihatan, yaitu dunia maya, mulai dari sosial media hingga portal berita online.

Salah satu hal yang penting untuk didiskusikan adalah mengenai Tragedy of Commons. Kata tragedy berarti penderitaan, bencana, atau kemalangan, sedangkan commons artinya kepemilikan bersama. Jika digabungkan maka tragedy of commons adalah peristiwa yang dialami bersama dan menyebabkan kemalangan dan penderitaan. Tragedy of commonsterjadi karena hal yang menjadi kepemilikan bersama digunakan secara bebas dan tidak bertanggungjawab. Tragedy of commons juga muncul karena ada kecenderungan dari setiap orang untuk memaksimalkan keuntungan.

Hal ini dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, lahan kosong yang tidak mempunyai pemilik. Akibatnya banyak orang memperebutkannya untuk digunakan demi kepentingan pribadi, seperti berternak dan lain-lain. Namun karena bukan dimiliki secara resmi maka penggunanya memakai dengan semena-mena dan tidak teregulasi. Hal ini menyebabkan lahan tersebut tidak terawat dengan baik.

Contoh masalah lainnya, yaitu jumlah populasi yang berlebih sehingga menyebabkan orang saling bersaing untuk berebut pangan. Populasi yang berlebih disebabkan karena pertumbuhan penduduk bersifat eksponen atau berlipat ganda dari 2 menjadi 4 dan seterusnya. Namun, pertambahan makanan bersifat aritmatik, yaitu dari jumlah 1 ke 2, lalu ke 3, dan seterusnya. Hal yang menjadi masalahnya adalah timbul kelaparan karena jumlah makanan yang tidak mencukupi atau tidak sesuai dengan pertumbuhan penduduk.

Masalah yang disebut tragedy of commons sebenarnya sudah sering terjadi dimana-mana dalam berbagai bidang. Misalnya, di laut yang terjadi overfishing karena menangkap ikan menggunakan bom atau portas. Taman nasional, terjadi penebangan liar dan pertambangan yang tidak sehat. Public noise level, yaitu kebisingan atau polusi suara karena semakin banyak kendaraan di jalan dan menggunakan knalpot yang tidak standar atau lebih berisik. Selain itu, oleh bumi sendiri, seperti overpopulation, kekurangan energi, dan BBM sehingga menyebabkan standar hidup menjadi menurun.

Sebuah pendapat mengatakan bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan ilmu, termasuk masalah-masalah di atas. Salah satu contohnya dengan menggunakan politikal, yaitu mengeluarkan peraturan-peraturan tertentu terkait masalah yang terjadi. Solusi tersebut dikemukan oleh Hardin, seorang tokoh kontroversial mengemukakan pendapatnya yang bertolak belakang dengan masyarakat pada umumnya. Beliau adalah salah satu orang yang tidak menyetujui adanya kebebasan berkembang biak hingga mendukung kasus bunuh diri. Ia juga menolak bantuan dari luar negeri termasuk para imigran yang datang dari negara lain ke Indonesia.

Kasus populasi yang semakin bertambah banyak hingga menyebabkan overpopulation di Indonesia menjadi perhatian bagi Hardin. Menurut Hardin, kesadaran dari individu untuk menekan angka pertumbuhan penduduk tidak bisa diandalkan. Pemerintah harus bergerak cepat dan tepat untuk memberi dorongan pada masyarakat. Gerakan yang dilakukan adalah bersifat paksaan yang tegas agar populasi dapat segera dikendalikan. Hardin mengungkapkan hal tersebut berupa kebijakan dari pemerintah yang mengikat dan mengatur perkembang biakkan setiap keluarga.

Pemerintah perlu membuat regulasi untuk menangani masalah pembatasan anak. Kebijakan itu juga harus dilengkapi dengan sanksi agar populasi masyarakat dapat terkontrol dan mereka mampu turut serta mengendalikannya secara tidak langsung. Sanksi juga dimunculkan sebagai resiko bagi mereka yang melanggar kebijakan itu sehingga pasangan yang memiliki anak lebih dari yang sudah ditetapkan beresiko untuk memiliki tanggungan yang lebih besar. Selain itu, aturan juga harus diberikan pada sesuatu yang tidak mempunyai pemilik yang sah agar menjadi milik salah satu individu agar pihak yang berkewajiban menjaganya menjadi jelas. Dengan demikian, setiap tempat atau bagian yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.

Daftar Pustaka

Hardin, G. (1968). The Tragedy of the Commons. Vol. 162. Di akses dari   www.sciencemag.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun