Mohon tunggu...
Bernand Artanto Winata
Bernand Artanto Winata Mohon Tunggu... -

Nasionalisme adalah tidak membuang sampah sembarangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membasmi Amoralitas: Komitmen Puan Maharani untuk Pendidikan

22 Februari 2017   17:46 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah sejak lama, arah pendidikan nasional diupayakan untuk menciptakan generasi-generasi yang, selain cerdas dan pintar, tapi juga mempunyai perilaku dan sikap yang baik. Arah pendidikan kemudian mulai digeser menuju terciptanya karakter peserta didik yang berkarakter dan mempunyai integritas melalui perilaku-perilaku yang cerdas secara moral.

Sebab, pintar dan cerdas saja, tentu tak cukup untuk menjadi bekal hidup ketika tidak ditopang dengan karakter yang baik. Banyak orang cerdas dan pintar, akhir-akhir justeru menjadi penyebab masalah pelik bangsa.

Sudah sejak lama pula kurikulum pendidikan nasional diarahkan, tidak hanya untuk mengasah otak, tapi juga untuk membuat mereka mempunyai moral yang baik sehingga dengan itu, karakter Indonesia sebagai bangsa bermoral, dapat disuplymelalui pendidikan yang dilakukan secara dini. Kurikulum meniscayakan pembelajaran yang komprehensif. Tak boleh ada dalam kurikulum dan bahan pelajaran, sesuatu yang menyimpang secara moral.

Seperti apa misalnya? Seperti perilaku kekerasan, kebohongan, kriminal, dan sesuatu yang sifatnya pornografi. Semua itu harus dibasmi dalam dunia pendidikan. Konten-konten bertema seperti itu, tak boleh dan haram masuk dalam dunia pendidikan kita, terutama untuk pendidikan tingkat menengah ke bawah.

Konsentrasi untuk membuat wajah pendidikan lebih bermoral juga ditunjukkan oleh Puan Maharani ketika menemukan konten berbau pornografi dalam sebuah buku bacaan berjudul "Aku Berani Tidur Sendiri" dan buku tersebut sudah beredar luas di masyarakat.

Secara tegas, Puan meminta kepada Kemendikbud untuk segera melakukan investigasi. Kalau sampai ditemukan adanya kesengajaan dalam penyebarannya, maka harus ada proes hukum kepada siapapun yang mengedarkan, dan tentu saja kepada penulis buku tersebut.

Tidak hanya itu, Puan juga meminta masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam memerhatikan konten setiap buku yang diberikan kepada anak-anak dan remaja. Peran masyarakat menjadi keniscayaan, sebab pemerintah tidak mungkin untuk menyisir satu persatu buku yang beredar.

Pemerintah pusat tidak bisa bekerja secara sempurna tanpa keterlibatan dan pro-aktfi dari masyarakat, sehingga setiap gejala yang “aneh” dalam dunia pendidikan dapat diminimalisasi dan dicegah supaya tidak terulang lagi.

Artinya, dalam konteks ini, Puan ingin menunjukkan kepada semua pihak, bahwa pendidikan Indonesia tidak boleh main-main. Pendidikan harus disterilkan dari berbagai anasir yang dapat mengganggu dan merusak prinsip-prinsip yang menjadi nilai dalam dunia pendidikan di negeri ini. Apa jadinya ketika konten-konten berbau porno berkeliaran? Apa jadinya kalau dunia pendidikan sudah di rasuki kekerasan dan dekat dengan konten yang berbau kriminal?

Maka, kita perlu memberikan apresiasi terhadap kesigapan dan kepedulian Puan Maharani dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia melalui instruksi khusus untuk menjauhkan dunia pendidikan kita dari konten-konten yang bisa merusak moral bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun