Mohon tunggu...
Nina Bobo
Nina Bobo Mohon Tunggu... -

meramaikan saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Penjegalan AHY-Sylvi yang Tidak Sempurna

22 Januari 2017   01:58 Diperbarui: 22 Januari 2017   02:33 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sylviana Murni calon wakil Gubernur DKI Jakarta menunjukan ketegaran, ketegasan juga kesiapan dirinya ketika di panggil kepolisian. dengan baik Sylvi mencontohkan kepada masyarakat Indonesia yang taat hukum. keluguan justru di perlihatkan oleh pihak kepolisian karena salah dalam pemanggilan dengan menyebut Dana Bansos' sedangkan yang akan di selidiki adalah Dana Hibah, bagaimana mungkin bisa salah bila nomor register yang di tandatangi Gubernur DKI waktu itu Joko Widodo.tertera sebagia dana hibah.

di dalam dokumen SK Gubernur No 235 Februari tahun 2014 tersebut adalah Dana Hibah, bukan dana Bansos,jika nomor SK benar, bulan penerbitan benar dan tahun penerbitan juga benar mengapa namanya bisa berganti Bansos,kepolisian berdalih karena laporan dari masyarakatnya seperti itu,"Dana Bansos" dan hal itu di persoalkan oleh Sylvi karena lucunya Polri.

Masyarakat mana yang melaporkan hal ini, apakah masyarakat yang melaporkan tersebut tidak mengetahui perbedaan Dana Bansos dan Dana Hibah? atau juga polisi hanya langsung memanggil Sylvi tanpa meminta keterangan pihak lainya dahulu,? yang pasti Kepolisan ceroboh,karena jika melihat kemungkinan logika ini, dapat di pastikan kepolisian tidak benar-benar memahami kasus yang sedang di sidik, tidak mungkin bisa terjadi kekeliruan tulis Dana Hibah berganti Dana Bansos.jika terjadi salah tulis, maka akan salah juga nomor, bulan serta tahun penerbitan, karena SK Gubernur merupakan paket penerbitan.patut di pertanyaan mengapa ini terjadi,

Apakah pemeriksaan Sylviana Murni bersifat politis,?

Jika AHY mengatakan pemeriksaan Sylviana murni adalah politis, apaka benar,? Tentu, besar kemungkinan pemanggilan tersebut sarat politis untuk menjegal AHY-Sylviana Murni, terlebih jika melihat gerak cepatnya pemanggilan dari kepolisian, maka ini bisa di jadikan pijakan indikasi adanya pergerakan politis, selama ini media baru mengungkapkan beberapa kali rumor, dan kepolisian langsung bertindak, tidak terjadi pada kasus lainya yang rumor sudah berlangsung lama, namun tidak juga memanggil pihak yang terkait,

Pertimbangan Electabilitas AHY-Sylviana Murni yang terus menanjak dan terus mendapat hati warga DKI Jakarta, inilah momok menakutkan di samping kesiapan,ketegasan AHY-Sylvi yang berhasil meyakinkan warga DKI Jakarta pada umumnya,tidak ada pasangan calon lain yang bisa secepat ini mendapat penghargaan masyarakat.

Sebelumnya Sylvi juga berusaha di jegal dengan pemeriksaan sang suami,Hanya akarena transfer uang 10 juta rupiah sebagai sumbangan kepada aktivis,lalu di jadikan besar oleh kepolisian dan juga media,sungguh ironis cara-cara seperti ini masih ada di saat demokrasi sudah menyelimuti bumi Indonesia.beranikah kepolisian mengusut transfer-transfer rupiah yang terjadi pada kasus lainya yang jumlahnya lebih besar.? mampukah kepolisian lebih bijak dalam bertindak tanpa menimbulkan kecurigaan masyarakat? 

Usaha menjegal dan menurunkan kepercayaan publik terhadap AHY-Sylvi terus di lakukan oleh pihak yang tidak ingin menerima kekalahan dalam Pilkada DKI Jakarta. dan satu hal yang luput dari pihak kotor tersebut adalah, melakukanya terlalu cepat dan terlalu vulgar, hingga masyarakat bisa menilai atas apa yang sedang berlangsung,

Baik AHY maupun sylvi dengan tegas mengatakan akan menghadapi segala kemungkinan penjegalan yang sedang di arahkan kepada mereka berdua,SK Gubernur tersebut adalah SK tahun 2014, tanpa ada angin dan hujan, kini langsung di lakukan pemeriksaan.mengapa tidak di lakukan sebelum masa kampanye,? lalu jika memang Dana tersebut bermasalah mengapa para auditor tidak terlebih dahulu di panggil? ingat, dana tersebut telah di audit oleh akuntan publik dengan predikat Wajar.

Masyarkat DKI Jakarta adalah masyarakat yang cerdas dan bisa di katakan sebagai masyarakat yang ingin Pilkada DKI berjalan dengan baik tanpa ada intrik-intrik politis serta indikasi permainan untuk menguntungkan salah satu pasangan calon tertentu, jika melihat apa yang terjadi dengan Sylviana murni. maka pasangan calon lainya juga bisa menjadi rawan untuk terkena masalah hukum.semoga saja tidak terjadi.

Salam warga Jakarta,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun