Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wali Kota Salatiga yang Ganteng Dilantik

22 Mei 2017   16:15 Diperbarui: 22 Mei 2017   23:14 4948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini bukan bintang film Hongkong tapi Walikota Salatiga (foto: dok Yulianto)

Pasangan Yulianto dan Muh Haris (Yaris)  yang memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Salatiga, akhirnya Senin (22/5) pagi dilantik oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Gedung Grahadika Bhakti Praja, Semarang . Dengan begitu, untuk kali kedua, Yaris memimpin kota paling toleran di Pulau Jawa tersebut.

Kendati kemenangan pasangan Yaris sebelumnya sempat dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena pasangan Agus Ruduyanto- Dance Ishak Palit (Rudal) menganggap terjadi sejumlah pelanggaran, namun, belakangan hakim MK menolah gugatan tersebut. Sehingga, Yaris layak untuk ditetapkan sebagai Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

Paska mentahnya gugatan pasangan Rudal, Komisi  Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga, Kamis (27/4) lalu segera menggelar rapat pleno untuk menetapkan pasangan Yaris. Terungkap, Yaris mengantongi 53.052 suara, sementara Rudal mendapatkan 52.060 suara atau selisih 992 suara. Hasil tersebut, tak pelak menimbulkan penyesalan bagi kubu yang kalah karena jumlah suara hanya terpaut kurang dari 1.000.

Paska pelantikan pasangan Yaris, rencananya Selasa (23/5) pagi, akan digelar prosesi serah terima jabatan dari Pj Walikota Achmad Rofai kepada Walikota Yulianto.  Konon, selanjutnya pasangan Yaris bakal segera bergerak untuk menjalankan visi misi pembangunan Salatiga perode tahun 2017- 2022, targetnya membuat sejahtera masyarakat setempat.

Berbeda dengan Pilkada di DKI Jakarta, yang suara yang diperebutkan mencapai jutaan, Kota Salatiga hanya berebut suara sekitar 130.000. Meski begitu, di kota kecil ini juga berdiam sedikitnya 24 suku yang berbeda. Keberagaman tersebut, rupanya tak membuat Salatiga bergejolak ketika menggelar Pilkada. Semuanya relatif  adem ayem kendati pesta demokrasi juga diwarnai black champaign.

Yaris yang disokong Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar (PG), Partai Gerindra (PG), Partai Demokrat (PD), Partai Nasional Demokrat *Nasdem) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) rupanya mampu memutus dominasi kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) di sejumlah kabupaten / kota. Di mana, mulai Semarang, Kabupaten Semarang hingga Kota Surakarta disapu bersih partai besutan Megawati Soekarno Putri. Hingga sampai Salatiga, terputus untuk dijadikan evaluasi.

Pasangan Yaris bersama pejabat Salatiga (foto : dok Dian Ade)
Pasangan Yaris bersama pejabat Salatiga (foto : dok Dian Ade)
Kawal, Awasi dan Kritik                                                                   

Yulianto yang berwajah ganteng mirip bintang film Hongkong, sebelum menjadi Walikota Salatiga periode 2011- 2017 dikenal sebagai pengusaha konstruksi yang malang melintang di berbagai daerah. Banyak proyek besar yang jatuh di tangannya hingga berujung masalah hukum. Setelah lama berkutat di dunia jasa, akhirnya memasuki tahun 2010 ia memiliki syahwat mencalonkan diri di Pilkada tahun 2011.

Berduet dengan Muh Haris yang saat itu merupakan pengurus DPP PKS, pasangan tersebut mampu mengalahkan tiga pasangan lainnya, termasuk yang diusung PDI P. Setelah menjabat sebagai Walikota-Wakil Walikota, memang banyak kebijakan yang mampu mengubah wajah kota. Meski begitu, bukan berarti tidak memiliki cacat. Sebab, tak sedikit pembangunan yang terbengkalai sehingga merepotkan berbagai pihak.

Lihat saja revitalisasi Pasar Rejosari yang sudah hampir setahun diratakan, hingga sekarang ratusan pedagang dibiarkan menempati lahan relokasi. Begitu pun Terminal Angkutan Kota yang sudah tak representatif, belum direnovasi sehingga  kendaraan angkutan lebih suka memilih mangkal di bunderan. Sementara areal eks Terminal Bus Soka, puluhan tahun menjadi lokasi mangkrak.

Dalam kepemimpinan Yaris, juga menyisakan Sisa Lebih Pembiayaan  Anggaran (SILPA) yang saban tahun terus menerus meningkat hingga tembus ratusan miliar. Bagaimana pun juga, hal ini cukup memperihatinkan karena merupakan representasi adanya indikasi kurang harmonisnya hubungan staf pelaksana dengan pimpinan. Tak heran bila Salatiga mendapat julukan Republik Silpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun