Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lumpuh 20 Tahun, Warjiman Diusir dari Rumah Sakit

23 Februari 2017   23:03 Diperbarui: 25 Februari 2017   00:00 3339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Warjiman paska dirawat di RSU Simo (foto: dok pri)

Warjiman (54) pria malang asal Desa Wates RT 12 RW 02, Simo, Kabupaten Boyolali, yang selama 20 tahun mengalami kelumpuhan, ternyata sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit setempat selama sepekan. Kendati kondisinya masih sangat memperihatinkan, namun, dirinya tetap dipulangkan.

Pemulangan pasien miskin yang didera kelumpuhan sejak tahun 1997 tersebut, saya dapatkan kamis (23/2) sore. Di mana ketika saya mendatangi Rumah Sakit Umum (RSU) Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, ternyata di bangsal kelas III tempat Warjiman dirawat telah kosong. Sementara untuk mendapatkan keterangan "raibnya" Warjiman, terpaksa saya harus menunggu 30 menit. Pasalnya, ruang jaga perawat kosong melompong.

Di RSU ini Warjiman dirawat seminggu (foto; dok pri)
Di RSU ini Warjiman dirawat seminggu (foto; dok pri)
Baru setelah bengong hampir 30 menit, datang seorang perawat wanita, ia menjelaskan bahwa Warjiman yang menderita gangguan tulang kaki, telah diperbolehkan pulang karena dianggap sudah banyak kemajuan. “ Catatan di sini, pak Warjiman kondisinya sudah membaik,” jelasnya setelah melihat catatan di buku pasien.

Usai mendengar penjelasan itu, saya segera mengontak tetangga Warjiman yang bernama Syarif (30). Hasilnya, ia membenarkan bahwa laki- laki sarat derita itu telah berada di rumahnya. Terkait hal tersebut, saya dimintanya ke desa Wates yang berjarak sekitar 5 kilometer dari RSU Simo. “ Soal kondisinya sudah membaik atau belum, silahkan dilihat sendiri,” ungkap Syarif.

Warjiman ketika opname di RSU Simo (foto: dok Syarif)
Warjiman ketika opname di RSU Simo (foto: dok Syarif)
Seperti diketahui, Warjiman mantan tukang becak di Kota Semarang, sekitar tahun 1997, Warjiman mengeluhkan bagian pinggangnya terasa sakit. Awalnya dianggap gangguan saraf belaka, karena kondisinya terus memburuk, akhirnya ia pulang ke desanya.“ Setelah pulang, kondisinya semakin memburuk. Bagian pinggang sampai kaki tak bisa digerakkan kaku mirip kayu. Sehari- hari hanya tergeletak di ranjang sederhana,” kata Syarif.

Mengetahui Warjiman yang selama 20 tahun terabaikan tak pernah menerima bantuan medis, akhirnya Rabu (14/2) lalu, saya menulisnya di Kompasiana. Hasilnya, Kamis (15/2) pihak Dinas kesehatan melalui Puskesmas setempat meresponnya. Warjiman diangkut ke RSU Simo guna menjalani perawatan sekaligus pengobatan.

Masih Tetap Lumpuh

Di pihak lain, warga Kota Salatiga yang peduli terhadap nasip Warjiman segera melakukan penggalangan dana. Anak- anak muda yang heterogen, sengaja membuka kotak bantuan hingga terkumpul sekitar Rp 2 juta. Demikian pula dengan Kompasianer Gaganawati Stegmann dari Jerman ikut bersimpati usai menyimak artikel di Kompasiana. Ia menugaskan saya agar mau menyerahkan sedikit dana sebagai rasa empatinya.

KIS milik Warjiman yang tak banyak membantu (foto: dok pri)
KIS milik Warjiman yang tak banyak membantu (foto: dok pri)
Karena sudah menjadi resiko orang yang menulis, maka, siang Pk 14.30, saya pun memacu motor ke desa Wates yang berjarak 38 kilometer dari Salatiga. Tidak masalah, ini adalah tugas mulia yang harus dituntaskan. Usai bertandang ke RSU Simo dan tertemu Syarif, akhirnya saya menemui Warjiman di rumahnya.

Hasilnya, Warjiman masih tergeletak di atas kasur tipis dalam kondisi tak berdaya. Entah parameter apa yang digunakan pihak medis bila menyebut  bahwa laki- laki ini sudah dinyatakan sehat. Pasalnya, dengan mata telanjang orang awam bakal memastikan Warjiman tetap mengalami kelumpuhan. “Saya disuruh pulang setelah dirawat seminggu,” kata Warjiman dalam bahasa Jawa.

Keadaan Warjiman sore tadi (foto: dok pri)
Keadaan Warjiman sore tadi (foto: dok pri)
Ditunggui ibu kandungnya, yakni Tumiyem (87) yang telah pikun, Warjiman tergolek di kamar berukuran 2 X 3 meter. Karena mulai makan, minum hingga buang air besar dilakukan di atas ranjang kayu, akibatnya, aroma lumayan sedap langsung merangsek hidung orang yang membesuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun