Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Masjid Buatan Jenderal BG di Salatiga

2 Juni 2017   16:43 Diperbarui: 3 Juni 2017   09:42 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Baitusy Syukur yang dibangun Jendral Pol BG (foto: dok pri)

Setelah memakan waktu cukup lama dalam proses pembangunannya, terhitung mulai awal tahun 2017, Masjid Jami Baitusy Syukur di Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga telah difungsikan. Tak banyak yang tahu bahwa tempat ibadah megah itu , ternyata dibangun oleh Jendral Polisi Budi Gunawan (BG) yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Masjid Jami  Baitusy Syukur yang posisinya berada di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Salatiga ini, sangat cocok dijadikan persinggahan bagi pelintas. Hal tersebut terlihat saat waktunya sholat luhur, ashar, maghrib mau pun isya, di mana banyak mobil- mobil luar kota yang terparkir guna beristirahat sekaligus menunaikan kewajibannya.

Seperti Jumat (2/6) sore, beberapa mobil yang mayoritas bernomor polisi luar kota datang silih berganti. Lucunya, kendati mereka sudah menunaikan sholatnya di sini, namun, mereka tidak mengetahui siapa yang membangunnya. “ Tidak tahu pak, setahu saya masjid ini letaknya strategis dan saya dengan keluarga singgah karena sudah waktunya sholat ashar,” kata Wardoyo (50) warga Kabupaten Kendal yang tengah menempuh perjalanan dari Surakarta ke kampung halamannya.

Ketika dijelaskan bahwa Masjid Jami Baitusy Syukur merupakan masjid yang dibangun oleh Jendral Polisi BG, Wardoyo manggut- manggut. Ia yang sebelumnya akan kembali meneruskan perjalanannya, memaksa diri berkeliling areal ini. “ Wah, ini bisa jadi masjid terlengkap di Salatiga, karena dilengkapi rest area dan food court segala,” ujarnya usai berkeliling.

Lahan untuk rest area dan food court (foto: dok pri)
Lahan untuk rest area dan food court (foto: dok pri)
Apa yang dimaksud  food courtoleh Wardoyo memang benar adanya,di sebelah barat Masjid Jami Baitusy Syukur tengah dibangun deretan kios yang nantinya difungsikan sebagai tempat berdagang aneka kuliner. Saat ini, kendati belum seutuhnya jadi, namun proses pembangunannya sudah terlihat hampir 80 persen.Mungkin, dalam bulan depan telah dapat dimanfaatkan sehingga orang yang singgah tak perlu jauh- jauh mencari makanan.

Begitu pun dengan lahan parkirnya, meski para pelintas lebih suka memarkirkan kendaraannya di depan masjid, namun, sebenarnya di samping bangunan tersedia tempat parkir yang luas. Diperkirakan, mampu menampung sedikitnya 50 mobil. Bila nanti pembangunannya sudah tuntas, Masjid Jami Baitusy Syukur menjadi satu- satunya masjid di Salatiga yang mempunyai fasilitas terlengkap sekaligus terluas lahan parkirnya.

Pemandangan selepas maghrib di Masjid Baitusy Syukur (foto: dok pri)
Pemandangan selepas maghrib di Masjid Baitusy Syukur (foto: dok pri)
Ki Rono Sentiko

Yang menjadi pertanyaan, kenapa Kepala BIN ini membangun sebuah masjid di sini ? Jawabannya, ternyata, kakek dan ayah kandungnya berasal dari Kelurahan Blotongan, Sidorejo, Kota Salatiga. Leluhurnya merupakan anak angkat Ki Rono Sentiko, seorang pejuang di masa perang Diponegoro. Karena veteran perang tersebut semasa hidup tak mempunyai istri, ia mengangkat anak sehingga garis keturunan (secara tak langsung) Ki Rono Sentiko terus ada.

Ki Rono Sentiko sendiri , di tahun 1825-1830 merupakan prajurit andalan Pangeran Diponegoro. Sampai Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda, belakangan ia bersama Kyai Damarjati meneruskan perjuangannya di Salatiga melalui syiar Islam. Duet veteran perang tersebut, berhasil mendirikan Masjid Damarjati (masjid tertua) di Kota Salatiga, sedangkan Ki Rono Sentiko juga membangun Masjid Al Atiq di Kauman.

Ki Rono Sentiko sendiri, setelah wafat dimakamkan di kawasan Blotongan, Sidorejo, Kota Salatiga. Makamnya cukup megah, dipagar kayu jati dan secara rutin trah ( keturan tak langsung) Ki Rono Sentiko sendiri kerap menggelar pertemuan keluarga. Mereka tersebar di berbagai daerah di Indonesia, biasanya sesudah hari Raya Idhul Fitri sering mengadakan halal bi halal.

Jendral Polisi BG sendiri, merupakan alumni Akpol tahun 1983 dan kelahiran Surakarta tanggal 11 Desember 1959. Setelah sempat menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri, kariernya terus melesat hingga menduduki posisi Wakapolri.  Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat mengajukan namanya sebagai calon Kapolri menggantikan Jendral Polisi Badrodin Haiti. Kendati DPR RI telah menyetujuinya, namun, karena menimbulkan kegaduhan politik, akhirnya Presiden menarik pencalonannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun