Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada DKI Putaran II, Keluarga SBY Akan Golput?

17 Februari 2017   09:17 Diperbarui: 17 Februari 2017   09:45 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: asianews.it

Tidak ada pretensi memecah-belah, fakta menunjukkan bahwa pilkada DKI 15/2/2017 merupakan  pertarungan antara warga Indonesia asli dengan warga kerurunan Cina dan Arab. Pada putaran ke II, karena AHY ditekuk-lutut oleh sebagian besar warga DKI, maka yang berperang tinggal Cina melawan Arab. Pertanyaan menggoda, apa keluarga SBY akan golput?

Dikaitkan dengan soal primordialisme, logikanya warga DKI memenangkan AHY secara mutlak, sehingga pilgup cukup satu putaran. Keuntungannya, negara  menjadi irit biaya.

Dalam dunia politik khususnya di DKI, ikatan primordial itu ternyata sangat tipis untuk tidak menyebut nol besar.  Warga DKI menolak AHY yang nota bene orang Indonesia asli, kemudian mengunggulkan Ahok dan Anies.

Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, Ahok dan Anies adalah warga keturunan. “Basuki Tjahaya Purnama keturunan Cina, sementara Anies Baswedan adalah keturunan Arab,” ujar  seorang pengamat politik di salah satu stasiun televisi swasta.

Yuridis formal,  UU Pilkada memang tidak mensyaratkan bahwa calon gubernur harus orang Inonesia asli. Karena ikatan primordial warga DKI sangat longgar maka pada putaran kedua, warga DKI menghadapi pilihan sangat sulit.

Paling tidak, mereka  harus mengukur secara teliti nasionalitas Ahok dan Anies. Ini bukan soal mudah, yang mau tidak mau harus ditambahkan di samping menakar kapabilitas, kecerdikan, kecerdasan dan yang lain, antara kedua petarung yang sama-sama memiliki latarbelakang keturunan.

Meminjam idiomatika yang disampaikan AHY dalam pidato politiknya, siapa pun yang dipilih, dia harus mencintai warga DKI, dalam format memerintah dengan kasih sayang.

Karena dalam pilgub DKI elemen primordial sangat kecil, pada gilirannya blunder menyulitkan AHY, SBY serta para pengikut loyalnya.

Khusus keluarga SBY, dipastikan mengalami kesulitan luar biasa. Fakta sejarah menunjukkan, dengan Prabowo Subiyanto, SBY mempunyai pengalaman yang tidak begitu menyenangkan. Sementara hubungan  Megawati-SBY, makin merenggang.

Lalu? Apa keluarga SBY akan golput? Itu hak politik beliau, karena tidak memilih merupakan pilihanberdasarkan pertimbangan yang sangat personal. Dengan alasan kebinekaan, hal tersebut harus dihargai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun