Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lemang Menjelang Ramadhan di Aceh

7 Juli 2013   16:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:53 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1373187893692303122

Bicara Ramadhan dan keberkahan yang terkandung di dalamnya tidak akan ada habisnya sampai kapanpun. Ramadhan merupakan suatu bulan di mana semua orang berlomba-lomba mencari pahala sehingga mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Berbagai cara pun dilakukan dalam menyambut bulan suci bagi umat Islam ini. Setiap daerah mempunyai tradisi tersendiri dalam menyambut datangnya Ramadhan, bulan diturunkan al-Quran sebagai kitab terakhir menjadi penuntun hidup setiap manusia. Daerah-daerah di Indonesia memang memiliki budaya yang kental sekali dengan sesuatu yang tidak bisa dilewatkan. Banyak pula yang menulis tentang daerah masing-masing, mengingat cara ini paling ampuh untuk mengenalkan kebudayaan suatu bangsa kepada bangsa lain. Saya juga menulis tentang ini, cara orang Aceh menyambut Ramadhan. Dari dulu sampai sekarang!

Biasanya, tiga atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, di Aceh dikenal dengan hari megang. Hari megang ini diisi dengan penuh kegiatan. Yang paling ditunggu adalah membeli daging kerbau atau sapi. Mau tidak mau setiap masyarakat Aceh harus membeli daging ini. Tidak kenal kaya atau miskin, aroma daging harus tercium dari dapur setiap rumah warga Aceh. Cara untuk mendapatkan daging tentu tidak dengan cara tidak halal, kebanyakan orang sudah menabung untuk membeli paling sedikit sekilo daging untuk anak istri.

Hari megang – hari potong kerbau biasanya berlangsung dua hari – imbasnya di seluruh daerah Aceh. Dua hari masa potong dan masak daging dan satu hari terakhir untuk makan-makan atau silaturahmi. Selain potong kerbau itu budaya lain di hari megang adalah membuat penganan khas Aceh!

Ini yang paling ditunggu, karena hanya ada di hari megang saja! Hari lain bukan tidak dilakukan tetapi ini memang ciri khas megang saja. Apa itu?

Anda kenal Ketupat? Ketan? Ini tidak jauh-jauh dari kedua hal itu. Sebenarnya tidak jauh beda dengan Ketupat, hanya cara pengemasannya yang berbeda. Rasanya persis sama dengan Ketupat Ketan!

Inilah dia, Lemang! Makanan khas Aceh di hari megang. Cara pembuatannya lebih sulit dibandingkan Ketupat. Bahan yang diperlukan dalam membuat Lemang sebagai berikut:

1.Ketan

2.Garam

3.Daun pisang muda

4.Santan

5.Bambu

Cara pembuatannya setelah mencampur tetan, garam dan santan lalu dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dimasukkan gulungan daun pisang muda terlebih dahulu. Gulungan daun pisang muda gunanya untuk membuat ketan tidak lengket dengan bambu setelah matang. Lalu dibakar sampai matang.

Lemang ini cara penyajiannya sangat beragam. Selain dimakan tanpa kawan lemang biasanya dimakan dengan tape ketan. Lagi-lagi ketan? Tape ketan yang sudah diragikan selama kurang lebih dua tiga hari jadi kawan lemang yang lezat.

Bagi sebagian orang ini sangat berbahaya, lemang dan tape sama-sama dari ketan yang bisa menimbulkan rasa panas jika dikonsumsi berlebihan. Belum lagi di hari megang semua orang akan memasak daging. Jadilah megang hari pembersihan gizi buruk. Di mana-mana penganan yang disajikan akan sama, tidak akan jauh dari ketiga hal tersebut. Untuk Anda yang tidak terbiasa dengan ketiga makanan tersebut sebaiknya menghindar konsumsi berlebihan jika sedang menjalankan hari megang di Aceh. Imbasnya akan dirasa sendiri, pengaruh besar ketiga makanan ini.

Ini adalah sebuah tradisi, sejak dulu sampai sekarang masih dilakukan. Untuk mengingat bahkan memeriahkan suasana Ramadhan yang akan datang!

Selamat menikmati Lemang, Tape ketan dan daging untuk seluruh masyarakat Aceh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun