Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... Freelancer - pengajar di Fakultas Ushuluddindan Studi Agama UIN Mataram, Pegiat Rumah Belajar dan Taman Baca Kompak, Lombok Timur

I'm the moslem kontak 087863497440/085337792687 email : abdulrahim09bi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inspirasi Pengabdian Sang Ayah dari Bayi Prematur

7 September 2017   15:26 Diperbarui: 7 September 2017   15:55 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi- Prof. Dr. Raldi Artono Koestoer, DEA|Dokumentasi pribadi

Nayaka Praja : Dari Kami untuk Indonesia

(Inspirasi Pengabdian Sang Ayah dari Bayi-bayi Prematur-Prof. Dr. Ir. Raldi Koestoer, DEA)

"Pengalaman itu memang mahal, dan salah satu cara sederhana untuk mendapatkan pengalaman itu adalah belajar dari pengalaman orang lain" -Mohammad Kamiluddin (PIC PK LPDP)

Berkumpul bersama 121 penerima beasiswa pendidikan Indonesia LPDP,  tercetuslah sebuah ide dalam menjalani Persiapan Keberangkatan angkatan 56 yang mengusung tema "Panggung Wayang Nusantara", dengan tekad melestarikan kebudayaan bangsa, yakni wayang. Nama "Nayaka Praja" yang digunakan berasal dari bahasa Kawi bermakna Prajurit penjaga suatu Negara/kerajaan, dilanjutkan dengan jargon "Manunggal karsa cita" yang bermakna "mempunyai kesamaan cita/tujuan". Persiapan Keberangkatan (PK) yang semula bernama Program Kepemimpinan khusus disediakan oleh LPDP untuk membina mental dan semangat penerima beasiswa, menjadi ajang silaturahmi antar penerima beasiswa yang pesertanya dari daerah seluruh Indonesia.

Sebagaimana halnya kutipan di atas, PK inipun benar-benar sebagai program penggodokan untuk penerima beasiswa dengan menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif dan ilmuan-ilmuan negara ini agar penerima beasiswa termotivasi dan mengikuti jejak mereka dengan semangat membangun bangsa ini. LPDP dengan 5 nilai yang ditanamkan kepada penerima beasiswa yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan mencoba memberikan materi kepemimpinan dan semangat membangun bangsa dari pemateri-pemateri yang dihadirkan.

Materi hari pertama (Selasa, 16-02-2016) tim PK menghadirkan Ilmuan dari Akademi Ilmu pengetahuan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA dengan tema Technosocial-preneurship, beliau merupakan guru besar di departemen Teknik Mesin FTUI. Materi yang beliau angkat tentang pembuatan inkubator bayi yang beliau rancang untuk membantu kalangan masyarakat bawah. Guru besar yang juga musisi dan hobi musik klasik ini dulunya merupakan anggota sebuah band yakni "The Professor", bahkan selingan beliau memberikan materi disempatkan juga memainkan gitar klasik yang sengaja beliau bawa untuk ditampilkan kepada peserta PK-56. Penciptaan inkubator bayi ini bermula ketika seorang teman beliau yang melihat hasil kerjanya merancang sebuah mesin inkubator dan tergerak untuk mengembangkannya jika alat tersebut berhasil disempurnakan. Benar saja, mesin tersebut berhasil beliau selesaikan dan pertama digunakan oleh teman beliau tadi yang kebetulan ada bayi prematur lahir di sekitar tempat tinggalnya.

Sejak itulah Prof. Raldi terpikir untuk memproduksi Inkubator ini dalam jumlah banyak untuk dipinjamkan kepada kalangan masyarakat miskin, dan mengembangkan terus penemuannya ini agar mesin Inkubator ini lebih fleksible. Walaupun penemuan mesin Inkubator ini dengan segala inovasi yang beliau capai, beliau tidak pernah terpikir untuk mem-patenkan penemuannya ini, bahkan dengan senang hati beliau akan memfasilitasi dan mengajarkannya bagi orang yang mau mengembangkan pembuatan mesin inkubator bayi ini. Beliau selalu menekankan bahwa ide besar itu senantiasa datangnya dari Tuhan, maka sudah semestinya ide yang dikembangkan untuk pembuatan mesin inkubator bayi ini dijadikan sebagai sebuah totalitas untuk pengabdian membantu masyarakat miskin. Saat ini pos-pos untuk peminjaman inkubator bayi ini sudah tersebar hampir di seluruh pulau Jawa dan sekarang menyasar ke pulau Sumatera dan Papua.

Beliau sangat membutuhkan bantuan dari orang yang siap sedia menjadi agen untuk pos-pos peminjaman inkubator ini. target besar beliau memproduksi massal inkubator ini dan disebarkan untuk seluruh wilayah Nusantara. Beliau sempat terisak di depan, menceritakan ketika kakak perempuan beliau yang melahirkan bayi prematur dan tak sempat terselamatkan gara-gara di rumah sakit tempatnya melahirkan kekurangan persediaan inkubator, beliau juga pernah melihat seorang ibu di kampungnya yang melahirkan bayi prematur dan tak terselamatkan karena di Polindes-nya tidak tersedia Inkubator. Dari pengalaman-pengalaman itulah beliau dengan semangat pengabdian yang tinggi akhirnya mendapatkan hidayah untuk menciptakan mesin inkubator ini untuk dipinjamkan tanpa bayar sepeserpun, bahkan agen-agen yang menjadi pos di tiap daerah harus siap sedia mengantarkan jika ada yang ingin meminjam. Untuk itu beliau menggunakan layanan SMS center jika ada yang berniat meminjam inkubator tersebut, karena lebih cepat direspon.

Beliau sendiri sering mengantarkan langsung inkubator tersebut ke tempat-tempat terpencil, bahkan menyusuri jalan setapak demi menyelamatkan nyawa seorang bayi. Beliau menceritakan selalu menangis haru ketika inkubator yang beliau pinjamkan berhasil membuat kondisi bayi lebih baik dengan diiringi senyum orang tua mereka walaupun mereka dalam keadaan susah. 

Maka sangat pantas sekali ketika beliau menyebutkan "sayalah ayah dari bayi-bayi prematur", kembali beliau sambil mengusap air matanya berpesan kepada kami untuk terus mengabdi tanpa pamrih, tanpa harus mengharapkan bayaran. Kata-kata beliau tepat menohok di hati saya pribadi yang sempat terpikirkan menjadikan beasiswa ini sebagai timbal balik untuk melakukan pengabdian, padahal Prof. Raldi tanpa diberikan apapun oleh negara telah memberikan pengabdian besar untuk membantu masyarakat melalui peminjaman gratis inkubator tersebut, dan sampai saat ini pun beliau tak pernah mengharapkan apa-apa meskipun itu sekedar ucapan terimakasih dari penguasa negara atas usaha beliau, tetapi cukuplah terimakasih dan senyum tulus dari orang tua bayi sebagai kebahagiaan tersendiri bagi beliau atas karyanya.

Terakhir beliau berpesan kepada kami, "jadilah manusia yang mempunyai visi, yang senang menolong, yang senang shadaqah, jadikanlah itu sebagai sifat/karakter sehari-hari, maka rizki tak terduga akan terus menerus menghampiri", dan ini beliau buktikan dengan banyaknya donatur yang membantu beliau mengembangkan inovasi untuk mesin inkubator tersebut, walaupun dari pihak-pihak kementerian kesehatan dan Rumah sakit-rumah sakit masih lebih memilih menggunakan produk import dari pada produk anak bangsa sendiri, padahal kualitas dari produk anak bangsa sendiri kadang lebih baik, dan itu telah dibuktikan oleh prof. Raldi dengan mesin inkubatornya yang sangat jauh lebih mahal produk import tersebut. Inspirasi dari beliau seharusnya menjadi pemantik semangat bagi kami untuk melakukan hal serupa, mengabdi untuk bangsa ini tanpa iming-iming apapun, semata-mata untuk kebaikan orang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun