Mohon tunggu...
Ayu Purnama Sari
Ayu Purnama Sari Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Sebelas Maret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Permainan Tradisionalku, Mana Permainan Tradisionalmu?

14 Juli 2013   00:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:35 3030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja tersesat ke websitenya kompas yang menginformasikan lomba tentang permainan tradisional Indonesia, terima kasih Kompasiana dan Indonesia Travel yang udah nyelenggarain lomba ini. Gak mau ketinggalan buat ngeksis, akhirnya aku putuskan buat ikutan lomba ini. Itung – itung berbagi cerita tentang permainan tradisional kota kesayanganku supaya gak hilang tertelan waktu.

Oke, waktunya kembali ke petualanganku di masa kecil. Ketika diminta berimajinasi kembali ke masa kita kecil, pasti salah satu bagian yang tak akan pernah terlewat untuk dibayangkan adalah permainan di masa itu. Aku saat ini telah menduduki bangku kuliah. Masa kecilku tidak jauh berbeda dengan anak – anak lainnya, bermain dengan teman sampai lupa makan dan mandi. Salah satu permainan favorit di masaku waktu itu adalah dakocan dan benteng. Dakocan dan benteng ini adalah permainan tradisional anak – anak khas Palembang, Sumatera Selatan.

Dakocan adalah permainan dari plastik yang bentuknya bermacam – macam.  Ada yang bentuk hewan, buah, bunga, atau tokoh wayang Indonesia. Dakocan bisa didapat dari membeli di suatu toko mainan atau banyak juga makanan ringan di kala itu yang seringkali ada dakocan di dalam bungkusnya sebagai hadiah. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 – 6 orang. Cara bermainnya ialah dengan meletakkan dakocan masing – masing di atas lantai bidang datar dan disusun tegak berjejer. Masing – masing peserta biasanya memiliki dakocan penyerang yang digunakan untuk menjatuhkan dakocan lawan, biasanya dakocan penyerang ini memiliki bentuk yang agak besar dan tebal. Cara menjatuhkan dakocan lawan ialah dakocan penyerang ditegakkan, kemudian ditahan dengan jari kiri, lalu dibidik, diarahkan, dan dijentikkan ke dakocan lawan. Dakocan lawan yang berhasil kita jatuhkan ada poinnya masing – masing. Untuk dakocan yang berukuran besar poinnya 10, sedangkan yang berukuran kecil memiliki poin 3 – 5. Peserta yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi dialah pemenangnya. Dari bermain dakocan ini, tanpa kita sadari ternyata dapat mengasah kemampuan berhitung.

[caption id="attachment_254587" align="aligncenter" width="300" caption="Aneka Macam dan Warna Dakocan"][/caption]

Berbeda halnya dari dakocan yang bermain menggunakan kemampuan berpikir, benteng adalah permainan yang tak hanya mengandalkan kemampuan berpikir tetapi juga melibatkan kemampuan fisik. Permainan ini terdiri dari dua kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 5 – 10 orang. Masing – masing kelompok berusaha menjaga benteng mereka agar tidak dijajah lawan. Benteng yang digunakan untuk bermain biasanya adalah tiang, pohon, atau dinding rumah. Apa pun sebenarnya bisa dijadikan benteng selagi nyaman untuk digunakan bermain. Strategi permainan ini biasanya ada yang menjaga benteng dan ada peserta yang keluar benteng untuk menyerang benteng lawan.

[caption id="attachment_254584" align="aligncenter" width="300" caption="skema permainan benteng"]

13737360251174628228
13737360251174628228
[/caption]

Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota kelompok mempunyai tugas sebagai penyerang, mata – mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal. Masing – masing kelompok saling kejar – mengejar. Lawan yang berhasil tertangkap dijadikan tawanan di benteng kita. Semakin banyak lawan yang bisa ditangkap semakin mudah kita bisa menguasai benteng lawan. Apabila benteng lawan berhasil disentuh, artinya permainan selesai dan kita menang dengan memegang skor 1, lalu permainan diulang lagi. Lawan yang sebelumnya tertahan di benteng kita atau sebaliknya kembali ke benteng masing – masing. Sebenarnya permainan benteng ini sangat melelahkan karena kita berlarian sana – sini mengejar atau menghindari lawan. Akan tetapi lelahnya bermain di kala itu terkalahkan dengan rasa senang bermain dan berkumpul dengan teman – teman. Tak jarang kadang sampai terbawa ke dunia mimpi dan terasa nyata sedang berlari mengejar lawan. Filosofi yang saya ambil dari permainan benteng ini ialah dalam bermain sebenarnya tidak hanya sekedar bermain, maksudnya dalam bermain benteng ini kita juga mengasah kemampuan bepikir, mengatur strategi, menentukan keputusan, menjaga kekompakan dan meningkatkan kekuatan fisik. Selain itu, bermain benteng juga bisa meningkatkan keeratan persahabatan dengan teman sepermainan.

Itulah dua permainan tradisional khas daerahku; Palembang; yang paling aku sukai. Sebenarnya ada beberapa permainan khas lagi diantaranya yeye, yoyo, sam simbun, dan lain – lain. Semoga permainan tradisional baik di Palembang maupun di berbagai penjuru Indonesia tetap menjadi permainan favorit anak – anak di masa kini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun