Islam memberikan tuntunan berdzikir dan berdoa menurut ketentuan syar'i, Islam tidak pernah membenarkan orang berdoa dengan berdikir dan berdoa dengan berteriak, apalagi dengan menjerit menangis seperti banyak di lakukan Umat Islam belakangan ini. Ironi kalau para ustad atau Kyai yang notabeni berilmu agama tidak tahu bagaimana cara berdzikir dan berdoa yang benar.
Islam memberikan tuntunan bahwa berdzikir dan berdoa itu urusan seorang hamba dengan tuhannya. Al-Quran menyatakan dengan tegas bahwa berdzikir itu bukan dengan keinginan untuk mempertontonkan dikir dan donya kepada sesama manusia, terlebih meraung supaya orang lain menilai seolah ia sedang khusu' berdzikir dan berdoa kepada Allah, padahal hanya sekedar lelucun belaka, sebagaimana sering muncul dilayar TV, atau sering kita lihat di lapangan terbuka dan mesjid. Banyak kekonyolan dilakukan oleh para ustad dan kyai yang standarnya semata "biar dikatakan hebat oleh sesama manusia". Firman Allah:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (al a'raf 205)
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".(Al Isra 110)
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Thaha 7)
Menunjukkan. Mengeraskan suara dalam dzikir dan doa sebagaimana banyak dilakukan orang Islam belakangan ini menunjukkan kerendahan ilmu mereka, selain hanya ingin mempertontonkan ibadah mereka kepada sesama manusia, itu namanya ria' (syirik kecil) yang kalau bertumpuk tumpuk menjadi syirik besar dalam pandangan Islam
Peringatan dari Nabi:
Telah menceritakan kepada kami ['Attab] telah menceritakan kepada kami [Abu Hamzah] -yakni As Sukkari- dari [Ibnu Abu Laila] dari [Shadaqah Al Makki] dari [Ibnu Umar] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan, kemudian beliau dibuatkan tenda dari pelepah kurma." Ibnu Umar melanjutkan, "Suatu hari beliau mengeluarkan kepalanya seraya bersabda: "Sesungguhnya orang yang shalat itu hakekatnya sedang bermunajat kepada Rabbnya 'azza wajalla, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan apa ia bermunajat kepada Rabbnya, dan janganlah sebagian kalian dengan sebagian lainnya mengeraskan suaranya ketika membaca Al Qur'an."(Musnad Ahmad 5096)
Ibnu Umar melanjutkan berkata; Suatu malam beliau mengeluarkan kepalanya seraya bersabda: "Wahai para manusia, seseorang yang menunaikan shalat, dia sedang bermunajat kepada Rabb-nya Tabaraka Wa Ta'ala, karena itu hendaknya ia mengetahui apa ia panjatkan kepada-Nya. Dan janganlah sebagian kalian mengeraskan suaranya atas sebagian yang lain." (Musnad Ahmad 5853)
Dalam Kristen memberikan bimbingan yang sama, dilarang dengan keras memperdengarkan doa kepada orang lain, apalagi mempertontonkan doa doa itu supaya timbul kesan bahwa doanya mereka dilakukan dengan seksama, padahal hanya perbuatasn yang sia sia belaka
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.