Mohon tunggu...
Astro Doni
Astro Doni Mohon Tunggu... Lainnya - kausalitas dalam ruang dan waktu

menulis, memerdekakan!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Ken Dedes hingga Nia Ramadhani

11 Juli 2013   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:41 4929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nia ramadani | kapanlagi.com

[caption id="" align="alignnone" width="378" caption="nia ramadani | kapanlagi.com"][/caption]

Sebagai sebuah introduksi, saya jujur membuat tulisan ini atas dasar kekaguman semata. Tidak ada unsur politis yang terkait dalam tulisan saya. Jika ternyata memang bergesekan dengan ihwal politik, itu bukanlah hal yang disengaja. Hehe...

Nia Ramadhani yang terlalu sempurna

Saya adalah salah satu dari generasi 90an yang dibesarkan oleh televisi. Jadi bersama dengan teman-teman yang lahir di tahun 80an dan besar di tahun 90an, saya bersahabat dengan televisi. Mungkin lebih tepatnya tergila-gila. Apa artinya? Walau pun saya mengetahui bahwa acara-acara di televisi itu semu, tapi saya ikut terhanyut dalam buai-gombal-sihir televisi. Saya menjadi sangat kagum dan ngefans pada sosok di televisi. Saya anggap mereka seakan manusia setengah 'dewa' yang hadir dalam hidup saya. Apalagi bila melihat sosok manusia yang cantik.

Tentu saja hal ini 'sedikit gila', tapi saya yakin kegilaan saya ini tidak hanya dialami oleh pribadi saya semata. Nah, dari sekian banyak kegilaan saya, ada sebuah kegilaan yang ajaib. Kegilaan saya pada sosok cantik Nia Ramadhani. Ia adalah alter ego bawang merah dalam sinetron di RCTI. Nia yang berperan sebagai tokoh jahat -anehnya- yang cantiknya keterlaluan, jutek, misterius tapi sangat menarik. Jauh lebih keren dan cantik daripada Revalina S Temat yang menjadi bawang putih.

Saya bahkan berani mengatakan kecantikan Nia di atas rata-rata selebriti. Pokoknya TOP ABIS. Hehe.. Kesempurnaan tubuh Nia, kecantikan, dan tatapan matanya yang maut membuat dia menjadi selebriti yang sangat berkarakter. Apalagi bila kita menonton infotaiment terus-menerus. Nia Ramadhani di medio 2000an kerap menjadi langganan oleh papparazzi Indonesia. Singkatnya Nia adalah aksioma kesempurnaan.

Gadis cantik yang mendapatkan segalanya

Ada sebuah idiom -entah dari mana saya dengar- yang mengatakan bahwa;

'gadis cantik mudah untuk mendapatkan segalanya'

Tidak; tidak; saya tidak mendramatisir, tapi memang itulah yang terjadi dengan Nia Ramadhani. Puncaknya ketika dia menikah dengan Ardhy Bakrie. Pewaris dan calon anak Presiden ARB. Mujur benar si Nia. Nah, hari ini saya bersama seorang kawan berkendara menembus belantara Jakarta. Meliuk-meliuk melewati kemacetan Jakarta dan melewati daerah Epicentrum.

Siapapun pasti tahu, bahwa daerah Epicentrum Kuningan itu dimiliki oleh Grup Bakrie. Bahkan saya mendengar bahwa ada sebuah jalan bernama Ahmad Bakrie. Luar biasa tajir dan hebatnya keluarga Bakrie ini. Tak salah bila Nia Ramadhani seakan mendapat durian runtuh, bisa menikahi Ardhy Bakrie. Apalagi bila ARB jadi Presiden. Wah, makin membumbung tinggilah Nia Ramadhani.

Sosok Nia sendiri pun bisa disebut kaum jet set karena masuk dalam lingkungan sosialita kelas atas. Sudah cantik, punya suami tajir, dan punya peluang menjadi orang terpandang di negeri ini. Sungguh nasib baik orang siapa yang tahu bukan? Apalagi nasib orang cantik. Hehehe..

Abstraksi Ken Dedes sampai Nia Ramadhani

ken dedes | indonesianmosaicstoneartpainting.wordpress.com
ken dedes | indonesianmosaicstoneartpainting.wordpress.com
ken dedes | indonesianmosaicstoneartpainting.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun