Mohon tunggu...
Ari Kurniawati
Ari Kurniawati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Simply complicated

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendur Bersaudara, (Tokoh) yang Terlupakan

18 Agustus 2011   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alex dan Frans Mendur mungkin luput dari perhatian sebagian besar rakyat Indonesia. Buku sejarah nasional memang tak memasukkan nama Mendur bersaudara dalam daftar pahlawan proklamasi. Bahkan namanya pun tak pernah disebut-sebut oleh para pengajar kita meski kraya foto Mendur mengisi ilustrasi foto dalam buku sejarah nasional.  Namun tanpa jasa mereka, mungkin kita tak bisa melihat dokumentasi momen paling bersejarah bangsa ini, yaitu proklamasi kemerdekaan.  Bagaimana jika Frans Mendur tak berhasil menyembunyikan negatif foto dari tentara Jepang? Sudah pasti tak ada dokumentasi resmi bahwa bangsa Indonesia sudah memproklamirkan diri sebangai bangsa yang merdeka. Selayaknya kita berterima kasih pada Mendur bersaudara karena jasanya, dunia tahu bahwa bangsa ini sudah merdeka dari penjajahan bangsa lain. Kakak beradik Mendur adalah dua diantara orang-orang republik ini yang 66 tahun lalu ada di Jl. Pegangsaan Timur 56 Cikini, Jakarta. Mereka disana untuk mengabadikan momen penting negeri ini, proklamasi, sebuah peristiwa yang lama dinantikan bangsa setelah berabad-abad dijajah bangsa lain. [caption id="attachment_125462" align="aligncenter" width="300" caption="Pembacaan Naskah Proklamsi oleh Soekarno, photo by Frans Mendur, source : baltyra.com "][/caption] Perjuangan Alex dan Frans Mendur menyelamatkan negatif foto tak mudah. Mereka harus berhadapan dengan tentara Jepang yang terkenal beringas. Negatif milik Alex berhasil dirampas lalu dihancurkan oleh tentara Jepang. Bersyukurlah kita, Frans berhasil menyelamatkan negatif fotonya. Ia menguburnya di halaman kantor Asia Raja. Frans rupanya sadar betapa pentingnya dokumentasi itu. Kesadarannya itu membuahkan hasil yaitu pada 20 Februari 1946 Harian Merdeka menerbitkan foto karya Frans Mendur. [caption id="attachment_125459" align="aligncenter" width="300" caption="Karya Frans S Mendur di halaman utama harian Merdeka edisi 20 Februari 1946 source : baltyra.com "][/caption] Mendur bersaudara menjadi sangat inspiratif bukan hanya karena karya-karya monumentalnya saja, namun juga dedikasi dan integritasnya sebagai fotografer pada masa itu yang patut dihargai. Frans dan Alex berjuang dengan kamera mereka. Mereka tak hanya memotret untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Kakak beradik Mendur menjadikan karya foto untuk kepentingan bangsa. Mereka memotret setiap momen bersejarah di negeri ini dengan kejujuran, keberanian, ketulusan, dan yang lebih penting adalah tanpa pamrih. Frans pernah menitipkan hasil kerjanya kepada pilot-pilot Filipina sehingga foto-foto bersejarah karyanya tersebar di berbagai media. Lalu apa yang didapatkan Mendur bersaudara atas jasa-jasanya? Tidak ada. Mereka tak mendapat apapun dari hasil kerjanya itu. Mereka tak meminta juga dari negeri ini. Bahkan menurut berbagai sumber, karya-karya monumental itu tak dirawat dan dibiarkan terbengkalai oleh pemerintah. Sudah saatnya bagi kita untuk lebih menghargai karya Mendur bersaudara, dokumentasi bersejarah yang tak mungkin bisa diulang. Ingat ! Mendur bersaudara tak hidup di era digital, negatif mereka sangat ekslusif. [caption id="attachment_125467" align="aligncenter" width="300" caption="Frans S Mendur, source : baltyra.com"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun