Mohon tunggu...
Ari Purwadi
Ari Purwadi Mohon Tunggu... Administrasi - Sang Pemenang

Saya selalu berusaha menjadi orang yang terus memberi manfaat bagi orang lain dan berusaha terus memberi kontribusi positif dalam hidup orang lain, apapun itu. Saya ingin kehadiran saya selalu dirindukan oleh orang lain. Berkarier merupakan sebuah aktualisasi hidup jangka panjang yang saya inginkan, bagi saya berkarya itu harus dengan cinta, dan saya selalu berusaha mencintai apa yang saya kerjakan, sehingga dapat menghasilkan karya yang berkualitas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Duta Museum Jawa Tengah 2016 Ajak Peran Serta Masyarakat Kembangkan Museum

29 April 2017   12:05 Diperbarui: 29 April 2017   12:19 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roadshow Museum Goes To Campus, Museum Untuk Negeriku, di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (Unnes) Semarang, Rabu 26 April 2017. Dok. Duta Museum Jawa Tengah 2016.

Oleh Ari Purwadi,S.I.Kom, salah satu Duta Museum Jawa Tengah 2016.

Kondisi museum di sebuah negara sangat mencerminkan bagaimana kondisi masyarakat di negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, negara-negara yang memiliki masyarakat yang sangat mencintai Ilmu Pengetahuan, bisa dipastikan memiliki museum-museum dengan kondisi yang terawat dengan sangat baik. Di negara-negara tersebut, museum seolah menjadi sebuah kawasan prestisius untuk menuntut ilmu secara langsung. Masyarakat dapat memelajari dan menyaksikan sendiri berbagai Ilmu Pengetahuan secara langsung dari koleksi yang dimiliki museum. Di negara-negara tersebut, jamak dijumpai masyarakat yang berbondong-bondong ke museum bahkan konon, rela antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan tiket masuk. Hal tersebut pasti berimbas kepada kondisi museum yang semakin membaik hari demi hari karena kebutuhan dan kecintaan masyarakat akan museum yang terus meningkat. Museum berkembang positif mengiringi perkembangan peradaban masyarakat di negara-negara tersebut. Kondisi sebaliknya terjadi di negara-negara yang memiliki masyarakat yang kurang mencintai Ilmu Pengetahuan.

Museum merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Berbagai Ilmu Pengetahuan baru dapat masyarakat dapatkan secara langsung dengan berkunjung ke museum. Misalnya, kita dapat melihat langsung bagaimana bentuk Kapak Berimbas, Kapak Lonjong –sisa-sisa penginggalan Manusia Purba- dengan berkunjung ke Museum Sangiran di Sragen, Jawa Tengah. Di lokasi yang sama, kita dapat merasakan sensasi menyentuh langsung fosil Gading Gajah Purba berusia ribuan tahun yang telah membatu, fosil tersebut sangat keras, berat, dan terasa dingin -saat itu penulis merasa bergetar dan merasa beruntung bisa merasakan sensasi menyentuh langsung fosil berusia ribuan tahun. Contoh lainnya kita dapat belajar bagaimana kehidupan masa lalu Jenderal Sudirman dari kediamannya langsung di Musem Jenderal Sudirman, Magelang, Jawa Tengah. Kita dapat merasakan sensasi seolah kembali ke masa lalu saat kita berada di Kediaman Jenderal Sudirman dengan arsitektur klasik yang menawan, yang juga bisa dijadikan inspirasi untuk sebuah hunian yang ramah lingkungan, karena memiliki langit-langit tinggi dan jendela besar sehingga sirkulasi udara sempurna ke seluruh ruangan. Di lokasi yang sama, kita juga dapat belajar langsung bagaimana kehidupan Jenderal Suriman saat itu dengan berbagai koleksi furnitur asli yang digunakan keluarganya, serta bagaimana perjuangan Jenderal Sudirman dalam melawan penjajahan khususnya di Jawa Tengah. Banyak hal lain yang dapat kita pelajari dengan berkunjung ke berbagai museum lainnya.

Namun, bagaimana kondisi masyarakat kita sesungguhnya? Benarkah masyarakat kita termasuk masyarakat yang mencintai Ilmu Pengetahuan? Masyarakat yang suka berbondong-bondong ke museum untuk belajar dari museum? Masyarakat yang turut memakmurkan museum sehingga museum semakin berkembang dengan baik memenuhi kebutuhan masyarakat? Masing-masing dari kita memiliki jawaban dengan versi masing-masing, ya kan?. It’s oke!Hal ini bukan perkara yang harus diperdebatkan lebih lanjut. Yang lebih penting, bagaimana kita menjadi salah satu dari masyarakat yang mencintai Ilmu Pengetahuan itu sendiri, dan turut serta berkontribusi dalam perkembangan positif museum di Indonesia. Aksi nyata kita adalah mulai mencintai berbagai Ilmu Pengetahuan baru, menjadi bagian dari msyarakat yang mencintai Ilmu Pengetahuan dengan mengunjungi berbagai museum di Indonesia.

Lebih dari itu, kita juga harus terlibat aktif dalam perkembangan museum itu sendiri. Misalnya kita dapat memberi masukan yang berharga bagi pengelola museum pascaberkunjung ke museum. Masukan dapat berupa saran, kritik yang membangun, ulasan yang bermanfaat bagi perkembangan museum, mulai dari masukan terkait koleksi museum, terkait penjelasan pada masing-masing koleksi, terkait inovasi dan kreatifitas museum, terkait event yang digelar museum, terkait pelayanan yang diberikan oleh pengelola museum, hingga terkait berbagai fasilitas umum pendukung seperti area parkir, mushola, kamar mandi dan lain-lain. Masukan tersebut bisa kita tulis dan kita masukkan ke kotak saran yang tersedia di museum. Memang, belum semua museum di Indonesia memiliki kotak saran, apabila demikian, masukan dari kita bisa kita sampaikan langsung ke pengelola museum atau melalui tulisan kita di berbagai media massa. Keterlibatan aktif dari masyarakat dalam memberi masukan yang berharga kepada pengelola museum ini, juga merupakan bentuk pengawasan dari masyarakat kepada pengelola museum, untuk terus membenahi diri dalam melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Hal ini bisa sebagai langkah pengelola museum dalam menjalankan peranannya sebagai lembaga pelayanan publik, selain juga sebagai bukti bahwa museum benar-benar dibutuhkan dan dicintai oleh masyarakat.

Keterlibatan, kerjasama dan peran aktif dari masyarakat dalam berkontribusi positif membangun museum di Indonesia ini benar-benar ditekankan dalam acara Roadshow Museum Goes To Campus, Museum Untuk Negeriku,yang digelar Duta Museum Jawa Tengah 2016 dan Museum Ranggawarsita Jawa Tengah. Acara yang merupakan bagian dari program kerja 1.000 Langkah Ke Museum tersebut di gelar di Aula Fakultas Ilmu Sosial (Fis), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Rabu, 26 April 2017 lalu. Dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas, acara tersebut menghadirkan pembicara antara lain; Dra. Hj. Ufi Saraswati, M.Hum, Dosen Jurusan Sejarah Fis Unnes Semarang, Perwakilan Museum Mandala Bhakti Semarang,  Bellinda Wasistiyana Dewanty,SH, (Asisten Ombudsman Republik Indonesia-Jawa Tengah, Duta Museum Jawa Tengah 2014), dan Aulia Sholichah Iman Nur Rochman (salah satu Duta Museum Jawa Tengah 2016). Roadshow Museum Goes To Campus, Museum Untuk Negerikuinimerupakan bagian dari program kerja 1.000 Langkah Ke Museum oleh Duta Museum Jawa Tengah 2016 yang turut dihadiri juga oleh para Duta Museum Jawa Tengah 2016. Acara tersebut bertujuan lebih mendekatkan museum ke masyarakat-khususnya mahasiswa, mengajak mahasiswa untuk lebih tertarik menimba Ilmu Pengetahuan dengan mengunjungi museum, serta mengajak mahasiswa untuk berperan lebih aktif dalam berkontribusi positif untuk perkembangan museum di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun