"Setiap anak dibekali dengan kemampuan untuk hidup bahagia. Yang dibutuhkan adalah target dan dukungan untuk membuatnya terjadi, dan awal sekolah adalah waktu yang tepat untuk menciptakannya" - Dara Feldman
Tanggal 18 Juli 2016 merupakan hari yang sangat istimewa bagi saya karena tanggal tersebut merupakan hari pertama bagi anak sulung saya Tayo untuk masuk SD. Bagi saya hari pertama masuk sekolah merupakan momen yang sangat spesial sehingga setiap kali anak saya masuk sekolah baru saya pasti selalu mengambil cuti kerja. Kenapa harus cuti? alasannya karena untuk mengantisipasi misalnya nanti anak saya rewel atau tantrum ketika beradaptasi di lingkungan sekolah yang baru. Ada kemungkinan bahwa anak saya masih merasa takut atau canggung sehingga ia minta untuk ditemani selama menjalani proses adaptasi pada hari pertama masuk sekolah baru. Selain mengantisipasi hal tersebut saya juga sangat antusias ingin mengabadikan momen hari pertama masuk sekolah anak saya serta menjalin komunikasi yang baik dengan guru-gurunya di sekolah. Istilah jawanya "ngaruhke" pihak sekolah. Bagi saya "ngaruhke" ini penting karena saya akan bermitra dengan para guru tersebut dalam mendidik anak saya selama 6 tahun ke depan.
Iya saya memang bekerja, namun saya sadar bahwa kewajiban utama saya tetap sebagai orang tua yang harus mendidik anak dengan baik. Meski saya sudah mendaftarkan anak saya di sekolah yang menurut saya terbaik namun saya juga tidak mau serta merta menyerahkan seluruh tanggung jawab pendidikan anak saya kepada guru sekolahnya. Bagi saya pendidikan anak itu berlangsung selama 24 jam, tidak hanya terbatas di sekolah saja. Namun karena sekolah itu bagaikan rumah kedua bagi anak dimana anak menghabiskan 1/3 waktunya dalam sehari di sekolah, maka saya juga harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah agar pendidikan yang diterapkan di sekolah dan di rumah bisa saling "nyambung" satu sama lain.
Lalu hal apa saja yang saya lakukan saat mengantar anak saya di hari pertama sekolah? Berikut 5 hal yang saya lakukan saat mengantar anak di hari pertama sekolah :
1. Memberi dukungan mental dan semangat pada anak agar lebih percaya diri
Tahun ini merupakan tahun pertama bagi anak saya untuk mulai mengenyam pendidikan di sekolah dasar. Setelah puas menikmati masa-masa bermain sambil belajar selama 4 tahun di PAUD dan taman kanak-kanak, kini tiba saatnya bagi Tayo untuk merasakan suasana sekolah yang berbeda. Teman-teman yang berbeda, guru-guru yang berbeda serta lingkungan sekolah yang jauh lebih besar ketimbang sekolahnya saat masih di TK dulu.Â
Saat masuk SD, selain bertemu dengan teman-teman baru yang seumuran, anak saya juga akan bertemu dengan kakak kelas yang usianya jauh diatas usia Tayo yaitu kakak kelas yang duduk di kelas 4,5 atau 6. Suasana baru yang sangat berbeda ini kemungkinan akan membuat Tayo jadi merasa canggung. Saya bisa merasakannya ketika hari pertama mengantarkan Tayo masuk SD kemarin. Saat turun dari kendaraan dan berjalan menuju gerbang sekolah, Tayo terus menerus mengenggam tangan saya dengan sangat erat.Â
Sesekali terlihat ia menggigit-gigit ujung kuku jari tangannya pertanda sedikit cemas. Melihat sikapnya tersebut, saya tidak tinggal diam. Saya peluk dia, dan saya katakan padanya untuk tidak perlu merasa cemas karena saya akan menemaninya. Bersekolah di SD akan jadi pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan. Begitu kata saya memberi dukungan dan semangat kepada Tayo.Â
Ketika memasuki halaman sekolah ternyata pihak sekolah menyediakan photo booth untuk mengabadikan momen hari pertama sekolah. Pihak sekolah memang menganjurkan agar setiap siswa baru berfoto bersama orang tuanya di booth tersebut agar bisa terekam sebagai kenangan indah yang tak terlupakan.Â