Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pacaran Menjadi Kebutuhan, Berikut 5 Dampak Negatifnya

18 Juni 2017   10:23 Diperbarui: 18 Juni 2017   10:40 3465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: mahadedew.blogspot.com

Pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa pacaran adalah suatu kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu yang wajib dipenuhi, seperti sandang, pangan dan papan. Tanpa makan manusia akan mati. Apakah tanpa pacaran orang akan mati? Banyak yang bahagia tanpa pacaran. Malah merasa benar karena tidak melibatkan diri dalam aktifitas bersalah pada Tuhan. Banyak juga mereka yang berhasil berumah tangga tanpa melalui proses pacaran. Lalu, pantaskah pacaran disebut sebuah kebutuhan? Berikut 5 dampak negatif yang terjadi;

1. Belajar berbohong

Ada rasa ingin terus diperhatikan oleh pasangannya ketika hubungan itu terjalin. Merasa memiliki satu sama lain pun mulai jadi pedoman. Jika ditelpon tidak diangkat, di sms tidak dijawab, kecurigaan hingga nyaris marah pun mulai terjadi. Saat berjumpa dan ditanya, mulailah dengan nyanyian kebohongan agar hubungan tetap terjalin. Hal ini mengajarkan pelakunya untuk merangkai sebuah alasan agar dapat diterima hingga berbohong pun dilakukan.

2. Menyia-nyiakan waktu

Punya waktu khusus untuk menelponnya, mengunjunginya, atau bepergian bersama. Beberapa aktifitas tersebut menghabiskan waktu berjam-jam tanpa terasa. Untuk anda yang masih kuliah, bukankah sebaiknya memaksimalkan waktu dengan mengejar sks hingga bisa cepat selesai sebelum waktunya. Atau anda bisa bekerja dan membiayai kuliah sendiri daripada mengharap datangnya kiriman orang tua.

3. Membuang-buang uang

Candle light dinner, jalan-jalan ke tempat wisata, mencicipi menu makanan di beberapa tempat makan yang berkelas, shopping, saling memberi hadiah dan lain-lain adalah aktifitas yang jamak dilakukan ketika berpacaran. Jika saja uang-uang yang digunakan itu dikumpul dan dipakai untuk khitbah/meminang, bukankah lebih bermanfaat. Atau melakukan beberapa aktifitas pacaran tersebut setelah sah menikah, mungkin tidak akan pernah menyesal karena uang yang dikeluarkan pun untuk kesenangan bersama yang sudah jelas.

4. Mengharap yang belum pasti

Ada yang mengatakan bahwa pacaran lama-lama hanya untuk menjaga jodoh orang saja. Ada benarnya juga jika bukan jodohnya. Namun ada juga yang berpedoman bahwa pacaran adalah usaha. Entah usaha yang keberapa akan berhasil hubungan itu. Jika ini suatu usaha, apakah usaha yang ditempuh sudah benar? Memperpanjang durasi pacaran hanya akan membuat semakin susah lepas. Ketika tidak melanjutkan lagi maka yang terjadi adalah sakit hati yang berujung tidak nafsu makan, tidak semangat bekerja dan mengurangnya gairah hidup.

5. Rentan merasa bersalah kepada Tuhan

Pacaran adalah hubungan yang dibuat tanpa suatu ikatan yang jelas, seperti khitbah atau pinangan. Bagi yang sudah khitbah/pinangan pun masih belum halal apalagi yang masih berpacaran. Kata-kata mesra dalam balutan rayuan yang selalu diucapkan dapat memicu datangnya aktifitas negatif. Saling bergandengan tangan hingga mendekatkan jarak diri agar nyaman bercerita juga aktifitas yang rentan negatif.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun