Mohon tunggu...
ardhani prameswari
ardhani prameswari Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang yang sangat menyukai photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Bersolidaritas Melalui Ibadah Haji

30 Agustus 2017   22:42 Diperbarui: 30 Agustus 2017   22:44 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah Haji - www.dream.co.id

Di Indonesia, sempat terjadi provokasi yang bernada SARA. Pilkada DKI Jakarta sangat kental sekali dengan provokasi SARA, untuk bisa menurunkan elektabilitas salah satu pasangan calon. Sebelum itu, provokasi SARA juga terjadi di beberapa daerah. Di Tanjung Balai Sumatera Utara, sempat terjadi pembakaran tempat ibadah karena provokasi di media sosial. Jauh kebelakang, aktifitas penyegelan tempat ibadah juga masih terjadi di beberapa daerah. Perilaku yang tidak sesuai dengan budaya bangsa ini, harus dikubur jauh-jauh.

Sementara, saat ini jutaan umat muslim dari penjuru dunia melakukan ibadah haji. Jutaan umat muslim Indonesia juga ikut melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Dalam ibadah itu tidak hanya dilakukan oleh warga negara Indonesia, tapi juga seluruh umat manusia dari seluruh penjuru dunia. Ibadah haji merupakan bentuk pemersatu, diantara keberagaman masyarakat muslim dari berbagai negara. Semangat haji adalah semangat kebaikan. Semua orang ingin mendapatkan haji yang mabrur.

Mari kita belajar dari semangat haji ini. Jutaan muslim dari berbagai negara, yang mempunyai berbagai karakter berkumpul menjadi satu di tanah suci. Tidak ada satupun yang berniat menyebar kekerasan, mencari onar, atapun saling menyakiti. Semuanya berkumpul menjadi satu untuk melakukan ibadah. Mulai dari tukang becak hingga presiden, berada di posisi yang sama, sebagai jemaah haji. Tidak ada prasangka buruk antar sesama muslim meski berbeda negara. Yang ada justru mereka berlomba berbuat kebaikan antar sesama. Dalam Al Quran dijelaskan, "sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." (QS. Al-Hujarat 49:10).

Sama halnya dengan ibadah haji yang diisi oleh umat muslim dari berbagai negara, keberagaman itu juga terlihat di Indonesia. Umat muslim dari berbagai daerah, juga mempunyai karakter yang berbeda pula. Muslim Jawa dan muslim batak, bisa jadi sama dalam tata cara beribadahnya. Namun karakter perilakunya bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya. Jika kita bisa belajar dari semangat ibadah haji di tanah suci, tentunya tidak ada lagi ujaran kebencian di negeri ini. Karena kebencian hanya akan melahirkan ego dan perpecahan. Sementara negeri ini dibangun diatas semangat keberagaman. Dan keberagaman itu merupakan anugerah Tuhan, yang harus dijaga.

Seperti kita tahu, beberapa kelompok radikal terus mencoba mengganggu negeri ini, dengan paham kekerasan yang mengatasnamakan agama. Mereka terus memprovokasi masyarakat, dan berlindung dibalik nilai-nilai agama. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang menjadi korban. Sebagian generasi muda juga meninggal sia-sia, setelah nekad menjadi pelaku bom bunuh diri. Semuanya itu karena pengaruh paham radikalisme, yang mendorong pada tindakan-tindakan teror. Padahal, tindakan meledakkan diri yang selalu dimaknai sebagai jihad itu, sama sekali tidak dibenarkan menurut Islam.

Provokasi kebencian membuat persatuan masyarakat yang selama ini terjalin jadi tercerai berai. Masyarakat menjadi individualis, senang mementingkan dirinya sendiri dibanding kepentingan masyarakat. Tidak mau dikritik dan merasa dirinya paling benar. Jika tidak bisa mengontrol kebencian dalam diri, mereka selalu melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Mulai persekusi hingga melakukan tindak pidana terorisme.

Untuk itulah, mari kita belajar bersolidaritas satu dengan yang lain. Dengan saling bergandengan tangan, paham kekerasan yang mengatasnamakan agama itu, pelan-pelan bisa kita keluarkan darn tanah Indonesia. Jika kekuatan ISIS di Suriah dan Mosul mulai melemah, tidak menutup kemungkinan Indonesia juga bisa mengusir ISIS dari nusantara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun