Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Money

Lima Alasan Kenapa Harus Beralih ke Non Tunai?

22 November 2016   17:38 Diperbarui: 22 November 2016   17:46 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jum’at sore, tepatnya tanggal 11 November 2016, sebuah pesan mampir ke akun WhatsApp saya. Isi pesan tersebut menyampaikan bahwa undangan untuk acara di salah satu kampus di Makassar telah di kirim ke email saya. Sebagai orang yang suka hadir ke berbagai event setahun belakangan ini, saya penasaran dengan undangan tersebut. Tanpa menunggu lama, segera saya tekan tombol power laptop kemudian mengaktifkan WiFi, langsung mengklik browser dan membuka dua email sekaligus, yakni yahoo dan gmail.

Dengan penasaran yang tinggi, saya pun mengecek kedua email itu dengan seksama dan teliti. Pucuk di cinta ulam pun tiba, undangan yang dimaksud ternyata dikirim ke email yahoo, email yang dulu saya daftarkan ketika membuat akun di Kompasiana. Usut punya usut, undangan yang dimaksud mengenai “Smart Money Wave” atau “Gerakan Nasional Non Tunai” dan dikirim oleh admin Pengelola Kompasiana. Senyum saya pun terbuka lebar manakala membaca isi undangan tersebut, saya merupakan salah satu Kompasianer Makassar terpilih dari total 10 yang dibutuhkan oleh Kompasiana Pusat. Tanpa basa-basi dan berpikir dua kali, saya langsung membalas email tersebut dan menyatakan siap hadir dilokasi acara.

Hari yang dinanti pun tiba. Saya sampai di lokasi acara sekitar pukul 09.10 Wita. Segera saya parkir motor kesayangan dan menuju pintu registrasi. Namun sebelum sampai di pintu registrasi, saya melewati beberapa booth yang di isi oleh beberapa bank, seperti BNI, BRI, MANDIRI, BCA, hingga Bank Indonesia pun ada di sana. Ketika sampai di pintu registrasi, peserta yang hadir ternyata sudah banyak dan antrian lumayan panjang bahkan katanya itu sudah berkurang, dimana sebelumnya antrian sampai melewati booth yang ada. Segera saja saya mencari Kompasianer Makassar lainnya dan bergabung kemudian registrasi dan mencari posisi yang pas di dalam gedung, tepatnya auditorium untuk memantau jalannya roadshow “Bank Indonesia Goes To Campus 2016, Smart Money Wave” di kampus Universitas Negeri Makassar.

Kenapa Harus Non Tunai?

Pertanyaan yang sama juga terlintas dalam benak saya setahun yang lalu, tepatnya sebelum mengikuti acara Kompasiana Nangkring Bareng Bank Indonesia di kantor BI cabang Makassar dengan tema yang sama pula, yakni Gerakan Nasional Non Tunai.

Untuk sekadar diketahui, Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) telah dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen nontunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang bertransaksi nontunai dengan menggunakan instrumen nontunai (Less Cash Society/LCS) dalam kegiatan ekonominya. Nah, dengan beralih ke non tunai akan ada banyak manfaat yang dapat dirasakan, baik untuk pribadi, kelompok, badan usaha maupun pemerintahan. Diantaranya seperti kepraktisan bertransaksi dan keamanan, efisiensi biaya, pencatatan transaksi secara otomatis, dan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).

Untuk lebih jelasnya, akan saya coba uraikan beberapa manfaat yang dimaksud di atas. So... jangan kemana-mana, sebaiknya simak baik-baik apa yang akan saya uraikan dibawah ini.

Mudah dan Aman

Sadar atau tidak, kita semua sudah mempraktekkan gerakan non tunai ini sejak lama, khususnya yang sudah ada bank dan ATM di daerahnya. Hayoo, siapa di sini yang belum punya ATM, pasti semua sudah pada punya kan? Nah, penggunaan ATM sudah termasuk dalam gerakan non tunai karena terdapat beberapa kemudahan di dalamnya, misalnya bisa digunakan untuk membayar tagihan air dan listrik, membeli pulsa, hingga transfer uang ke sesama maupun antar bank pun bisa dan dijamin cepat.

Namun demikian jangkauannya masih terbatas, karena tidak semua daerah di lalui mesin ATM. Contohnya kampung saya, pulau Tomia, Wakatobi. Tak hanya itu saja, di hari-hari tertentu seperti akhir pekan atau tanggal muda, terkadang kita harus mengantri 10-15 menit ketika akan menarik maupun mentransfer uang lewat mesin ATM. Bagi yang sedang terburu-buru atau sedang dalam keadaan mendesak, mengantri lama di depan mesin ATM bisa mendatangkan masalah baru. Sedangkan di sisi lain, masih rawan terkena tindak kejahatan, salah satunya penipuan.

Nah, disinilah non tunai hadir untuk memberikan kemudahan, praktis dan keamanan dalam bertransaksi. Dalam hal ini Bank Indonesia sebagai regulator mengajak masyarakat untuk mengalihkan pembayarannya dari uang dalam bentuk fisik ke non fisik (uang elektronik). Sehingga masyarakat tidak harus capek-capek berdiri lama-lama mengantri di depan mesin ATM ketika ada sesuatu yang ingin dibayar karena uang tunai yang dibawa kurang. Rasa was-was pun jadi berkurang, karena tidak harus berhadapan dengan para penipu yang sering mengintai ketika sedang menuju atau berada di depan mesin ATM. Dan tentunya untuk transfer uang pun jadi semakin mudah, karena tidak harus ngantri lama-lama di depan mesin ATM atau ke bank dulu. Hanya dengan sentuhan jari, semua masalah beres seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun