Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Analisa Perdebatan Jokowi-Ahok di Metro TV

16 September 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22 15342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347809327238591048

[caption id="attachment_206035" align="aligncenter" width="540" caption="Jokowi, Foke, A Hok dan Nara (Sumber Photo : Merdeka.com)"][/caption] Musik Pengiring :

Pendukung Jokowi menampilkan musik bergaya anak muda, keras dan dinamis. Sementara musik pengiring Tim Foke bergaya acara bulan Puasa. Disini Jokowi sudah pasti menyasar pada segmen yang amat luas, tapi dipastikan dengan musik ini kelompok muda antara 17 tahun sampai 25 tahun mendukung total Jokowi, sementara sasaran musik Foke lebih kena di ibu-ibu majlis taklim dan orangtua konservatif.

Ruang Teater Perdebatan :

Ruang Teater kurang dipajang secara megah, pihak Metro TV gagal membangun studio yang dirancang sebagai perdebatan paling panas, mustinya interior adalah warna-warna terang, tapi ini kok malah warna kesukaannya si Suryopratomo alias Tommy, warna hitam atau gelap. Suryopratomo sendiri sebagai pembawa acara di Metro TV bagi saya kurang menarik dan kurang cerdas dalam mengelola garapan acara TV, kalah jauh dengan Budiarto Shambazy atau Wimar Witoelar yang mampu membawa aura hidup pada acara-acara serius. Ini kelemahan paling utama acara ini.

Pemandu Acara :

Pemandu acara diselamatkan dengan hadirnya Najwa Shihab,  sementara Suryopratomo sangat kurang menarik, dengan wajah yang membosankan dan gaya yang kaku dia tidak mampu membangun nyawa dalam acara ini ke gemuruh pertarungan omong antar kandidat. Najwa memang memiliki reputasi menggiring lawan bicara, ia terbiasa bermain di situasi-situasi panas, untuk debat kandidat kali ini yang cukup riuh, bagi Najwa seperti sebuah pertempuran kecil, karena ia terbiasa dengan perdebatan sampai hampir adu pukul dan mampu mendamaikan, dalam debat ini Najwa seperti Oriana Fallaci yang memainkan tugasnya dengan baik, tapi saya melihat Suryopratomo kok malah mirip pelawak Eman Empat Sekawan kalo lagi pake kacamata.

Pertarungan Di Sesi Pertanyaan Isu Kemacetan :

Pertanyaan pertama adalah soal lalu lintas Jakarta, disini Foke mendapat kelemahan luar biasa,  Foke memang realistis dalam melihat persoalan, tapi ingat disini adalah persoalan pencalonan Gubernur, bukan rapat dengan staf. Foke tidak mengindahkan kelemahannya yang bergaya Bossy,  ia seakan berhadapan dengan para Kepala Suku Dinas, bukan dengan para warga yang sedang menonton dan tak perlu penjelasan teknis, seluruh uraian Foke menjawab pertanyaan Najwa adalah persoalan-persoalannya seperti angkot yang kecil, rebutan trayek gemuk dan kering, sampai pada uraian rinci angkutan, disini Foke memang realistis tapi dia menjawab dengan sikap menyerah pada keadaan, yang perlu diperhatikan juga jawaban separuh membentak Foke kepada Najwa, sikap seperti hendaknya jangan diperlihatkan ketika sedang berkampanye, totalitas kampanye adalah 'wajah yang ramah'. . Di sesi ini Foke lemah.

Sementara Jokowi menjawab dengan amat revolusioner dan mampu berpikir jauh melompat ke depan, ia menjawab bukan saja persoalan  macetnya, tapi persoalan tata kota. "Inti dari kemacetan adalah rumah pekerja ke tempat kerja para pekerja. Disini Jokowi mulai menitik beratkan bahwa Pusat Kota (downtown) tidak lagi menjadi area kaum kaya, area orang berduit, logikanya seperti tata kota Amerika Serikat dan Eropa, downtown diisi kelompok pekerja dan kelas bawah, sementara orang-orang kaya tinggal di pinggiran kota.

Lalu Jokowi menjawab lagi dengan  Jabodetabek Authority, sebuah entitas baru yang merupakan koordinator dari berbagai wilayah penyangga DKI untuk bersama-sama menghadapi persoalan Jakarta, ini kelebihan luar biasa Jokowi, ia mampu memanajemen silahturahmi sekaligus menggerakkan kekuatan-kekuatan yang macet untuk dinamis dalam menyelesaikan persoalan, ini berarti penawaran Jokowi malam ini bukan saja kepada warga DKI tapi juga kepada Pemda Bekasi, Depok, Tangerang dan Bogor. Pada sesi pertanyaan pertama, Jokowi menang total, ia amat percaya diri dan bersikap ramah. Ini juga menjungkirbalikkan amatan saya sebelumnya bahwa Jokowi bakal tidak runtut ketika berbicara panjang lebar, ternyata Jokowi adalah seorang komunikator ulung.

Isu Kedua : Kumuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun