Mohon tunggu...
Anthony Leonardo Patty
Anthony Leonardo Patty Mohon Tunggu... -

Senang mengamati isu-isu sosial kemanusiaan. Percaya akan perdamaian yang didasarkan saling percaya, kerjasama, dan penghormatan akan hak azasi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PT Djakarta Lloyd Pernah Berjaya

13 September 2012   06:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:32 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita tahun 70-an, kala itu perusahaan Negara, BUMN, PT
Djakarta Lloyd memiliki sejumlah kapal-kapal era tahun 60-an. Kapal-kapal ini
berlayar ke Eropa dan Amerika mengangkut barang – barang ekspor dan impor
Indonesia. Saat itu, menjadi pelaut di Djakarta Lloyd sangat membanggakan.
Bahkan ada cukup banyak orang ternama bekerja di perusahaan ini, termasuk BoB
Sadino yang pernah jadi kepala cabang di Jerman – kalau tidak salah. Seorang
diplomat juga pernah bercerita kantor cabang perusahaan di Australia jauh lebih
mewah dan hebat dibandingkan kantor konsulat jenderal RI.< ?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" />

Kemudian ada cerita tahun 80-an, kala itu kapal-kapal yang
dipandang tua di jual sebagai besi tua. Kapal-kapal ini diganti dengan
kapal-kapal baru. Kapal-kapal baru ini beberapa dibuat di Jepang dan beberapa
yang lain dibuat di Jerman. Saat itu, Djakarta Lloyd merupakan perusahaan
pelayaran yang menggunakan kapal-kapal paling modern, termasuk kapal barang
full container atau semi – container.

Cerita tahun 90-an, perusahaan mulai menurun. Saat ini makin
banyak pesaing dan pemerintah mengambil kebijakan open sea, dimana kapal-kapal
asing boleh masuk bebas mengangkut barang ekspor – impor Indonesia. Djakarta
Lloyd kalah dalam tariff, apalagi kapal-kapal asing ini termasuk kapal-kapal
yang bekerja keliling dunia dan mengangkut barang apa saja dengan tujuan mana
saja tanpa rute. Sampai hari ini sebagian besar bisnis pelayaran di Indonesia
masih dikuasai asing.

Kemunduran perusahaan makin terasa di era tahun 2000-an. Tanpa
kapal baru yang biaya operasinya kompetitif dan hanya mengandalkan kapal-kapal
tua, perusahaan berjalan terseok-seok. Kejayaan Djakarta Lloyd memudar dan
tinggal kenangan.Ketika masa jaya
perusahaan pernah melahirkan band nasional ternama Dloyd, yang lagu-lagunya
pernah hit dan melegenda.

Tahun 2012, Djakarta Lloyd dilelang. Tentu saja setelah
dinyatakan bangkrut. Tidak diketahui ada sisa berapa kapal yang masih
dimilikinya dan berapa besar nilai asetnya. Tapi ada sedikit rasa kehilangan.
Ada cukup banyak ahli-ahli mesin kapal lahir di perusahaan ini, termasuk
almarhum ayah saya. Mereka sangat disegani di dalam dan luar negeri, bahkan
nama mereka dikenal di galangan kapal Jerman. Sayang, tapi salah urus dan
korupsi telah menghancurkan Djakarta Lloyd, yang mungkin nanti hanya akan jadi
catatan kaki saja dari sejarah kelautan Indonesia. (salam – Leo)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun