Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjaga Semangat Solidaritas Tetap Damai

6 September 2017   15:22 Diperbarui: 6 September 2017   15:35 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Save Rohingya - http://www.bbc.com

Tidak ada yang bisa membantah, bahwa karena persatuanlah Indonesia bisa berhasil mengusir penjajah. Dengan persatuanlah Indonesia berhasil merasakan kemerdekaan, setelah 350 tahun hidup dalam penjajahan. Kini, karena semangat yang sama itulah, Indonesia bisa terbebas dari penjajahan. Dan karena semangat persatuan itulah, kemudian melahirkan kedulian antar sesama masyarakat. Muncul rasa saling menghargai, rasa saling tolong menolong, toleransi dan tetap menjunjung perdamaian dan kemanusiaan di tanah NKRI hingga saat ini.

Kemarin, Indonesia baru saja melewati hari kemerdekaan yang ke 72 tahun. Usia puluhan tahun itu, semestinya sudah dewasa dalam menyikapi segala peristiwa. Masyarakatnya semakin cerdas dalam bersikap ataupun dalam bertutur kata. Masyarakatnya yang beragam itu, semestinya juga semakin toleran dalam melihat keberagaman di negerinya. Semakin menghormati, menghargai, dan tidak saling membenci satu dengan yang lainnya. Namun, penyakit diatas terkadang suka muncul jelang pilkada ataupun pemilu. Ada saja pihak-pihak yang mengarahkan sentimen SARA untuk kepentingan kelompoknya.

Sebelumnya, pada pilkada DKI beberapa waktu lalu, sentimen SARA sengaja dimunculkan untuk kepentingan politik. Akibatnya sebagian masyarakat terbelah, banyak orang yang menjadi tersangka karena mencemarkan orang lain, dan tidak sedikit dari masyarakat yang bingung melihat hal ini. Dampak selanjutnya adalah, kondisi yang serba tidak jelas ini kemudian dimanfaatkan kelompok radikal dan teroris untuk menyusup. Semuanya itu hanya berhasal dari ujaran kebencian dan sentimen SARA. Yang memanfaatkan hak pilihnya, yang terkena dampaknya adalah seluruh masyarakat Indonesia.

Sama halnya dengan yang terjadi saat ini. Semua orang menyatakan solidaritas terkait krisis kemanusiaan terhadap etnis Rohingya. Bahkan pemerintah Indonesia pun juga telah mengirimkan bantuan ke Myanmar, menerima para pengungsi Rohingya, hingga mengirimkan Menlu Retno Marsudi, meminta akan segera dilakukan pendekatan persuasive untuk memenghantikan konflik di Myanmar. Sementara, di level masyarakat ada yang menyalurkan bantuan, ada yang mengirim doa, ada yang ingin mengusir duta besar Myanmar, menjelekan pemerintah Indonesia karena dianggap tidak gerak cepat,  hingga ada yang ingin berjihad ke Myanmar.

Hari ini, ribuan ormas menggelar unjuk rasa di depan kedubes Myanmar, sebagai bentuk tekanan. Mereka juga meminta agar pemerintah Indonesia mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia. Sikap semacam ini semestinya tidak terjadi. Karena jika duta besar Myanmar tidak ada di Indonesia, bantuan kemanusiaan Indonesia tidak bisa masuk ke Myanmar. Begitu juga dengan upaya sebagian orang yang mencoba mengkritik pemerintah Indonesia, karena dianggap tidak peduli. Hal semacam ini semestinya tidak terjadi, karena ujaran kebencian bisa berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan.

Jangan sampai niat tulus untuk membantu para etnis Tiongho, justru berujung pada konflik di dalam negeri. Banyak pakar menyatakan konflik di Rakhine sangat kompleks. Karena itulah, jangan langsung menggeneralisir bahwa konflik itu merupakan konflik agama semata. Jangan juga memusuhi umat Budha yang ada di Indonesia, yang kebetulan menjadi mayoritas di Myanmar. Ingat, niat tulus berempati dan bersolidaritas itu, bertujuan agar suasana kembali damai, bukan justru menciptakan konflik baru.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun