Mohon tunggu...
Politik

Tanggapan untuk Artikel Andi Ansyori tentang Ahok yang Tega Berbohong

22 Februari 2017   23:25 Diperbarui: 23 Februari 2017   22:00 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hallo apa kabar pak Andi. Hehehehe…

Sebenarnya sebagai seorang teman, saya suka merasa nggak enak sama pak Andi karena sudah belasan komentar pak Andi di banyak artikel saya jarang sekali yang dibalas. Bukannya sombong tapi memang sering gak sempat dan sebenarnya juga saya tuh sering lupa bahwa beberapa jam sebelumnya habis mempublish artikel  di Kompasiana. Hahahahahha

Nah untuk menebus “dosa-dosa” saya yang jarang membalas komentar, kali ini nama pak Andi saya jadikan judul artikel supaya agak ngetop dikitlah di Kompasiana hahahahaaaa. Ups bukan itu. Saya juga sebenarnya memang ingin membagas  eh membahas Ahok yang tega berbohong. Hehehehe.

Patut diduga Ahok memang sengaja berbohong pada Debat Pilgub DKI kemarin soal tariff Air Bersih. Atau tepatnya  Ahok “hanya” ber bohong sedikit kepada lawan debatnya.

Menurut saya, Ahok itu mungkin saja sedang menggertak Anies Baswedan dimana Ahok ingin menyombongkan dirinya lebih paham dan punya data tentang pengelolaan Air Bersih di Pemprov DKI.

Dan ketika  Ahok dengan pedenya membanggakan prestasi dirinya di depan pesaingnya  dan menyebut harga Air Bersih untuk rakyat miskin sebesar Rp.1.050, tentu saja Anies ataupun  Sandi tidak akan berani membantahnya.  Ahok terlalu pede bicaranya soal itu dan dipastikan Anies-Sandi tidak akan berani menyanggah. Bagaimanapun juga dalam beberapa hal di birokrasi Pemprov DKI (khususnya) pasti lebih tahu Gubernurnya daripada orang lain.

Sayangnya Ahok lupa bahwa di Rusun Rawa Bebek  tariff seperti itu tidak diberlakukan. Ahok lupa bahwa mereka yang baru tergusur dari Pasar Ikan dan baru saja menempati Rusun Rawa Bebek itu bukan orang-orang mampu.  Mereka masih dalam kategori warga miskin sehingga seharusnya Tarif itu yang diberlakukan untuk mereka.

Makanya ketika Ahok bilang tariff Air Bersih di Jakarta Rp.1.050, seketika itu juga langsung memicu kegusaran para warga di Rusun Rawa Bebek yang menyaksikan debat itu.

Bagaimana mungkin Ahok bisa mengatakan tariff Air Bersih  untuk rakyat miskin hanya Rp.1.050/kubik tetapi faktanya  untuk mereka yang baru saja kena gusur dan baru menempati Rusun harus membayar Rp.5.500 per kubik.   

Itulah sebabnya mereka menganggap Ahok berbohong.

Apakah suara rakyat kecil seperti itu patut dipersalahkan?  Tentu hanya orang-orang tidak waras saja yang menyalahkan suara-suara warga Rusun Rawa Bebek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun