Pendidikan merupakan kunci untuk membangun suatu bangsa. Seperti tujuan bangsa Indonesia yang terdapat dalam pembukaan UUD 45 yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa" yang berarti pendidikan menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat dari keluarga, komunitas, tenaga pendidik hingga pemerintah. Semua elemen ini berperan penting dalam mensukseskan pendidikan bangsa dan mencetak generasi-generasi penerus yang cerdas dan bertanggung jawab.
Salah satu elemen penting yang akan dibahas disini ialah peranan keluarga terhadap pendidikan anak. Dalam pendidikannya, anak harus mendapatkan dukungan penuh (100%) dari keluarga. Dukungan tersebut bisa dalam bentuk moril, finansial maupun peranan aktif keluarga. Secara garis besar peranan keluarga dapat dibagi menjadi peranan sebelum anak masuk sekolah dan ketika anak sudah memasuki sekolah.
Pendidikan yang diberikan keluarga saat sebelum anak memasuki lingkungan sekolah berfungsi untuk mempersiapkan dirinya secara mental. Di dalam keluarga, kepribadian anak akan dibentuk dan dibina. Mulai dari karakter individu, keyakinan, sopan santun, dan tradisi. Setelah anak mulai memasuki sekolah, peran keluarga adalah membantu anak untuk mengembangkan minat dan bakat serta membantu kesuksesan belajarnya di sekolah.
Fase Sebelum Masuk Sekolah
Sebelum anak memasuki lingkungan sekolah, keluarga menjadi lingkungan belajar pertama bagi seorang anak. Di dalam keluarga inilah suatu proses pendidikan dimulai. Keluarga adalah tempat dimana pertama kalinya orang tua berkedudukan sebagai guru, pemimpin dan pemberi contoh bagi anak. Ada beberapa jenis pendidikan yang harus diberikan orang tua selama anak berada di lingkungan keluarga seperti pendidikan karakter, agama, jasmani dan sosial, yang semuanya ditujukan untuk membentuk kepribadian anak yang baik dan bertanggung jawab.
- Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter yang bisa diberikan oleh orang tua adalah dengan memperkenalkan dan membina anak kepada norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Sebagai contoh, anak harus diajarkan untuk peduli dengan sesama, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda. Selain itu, keluarga juga berperan sebagai agen pengendali sosial yang mampu mengontrol perilaku anak dan menghindarkan anak dari hal-hal yang menyimpang dari norma.
- Pendidikan Agama
Keluarga wajib menanamkan keyakinan dan mengajarkan kehidupan beragama kepada anak. Anak harus dibiasakan dengan tingkah laku dan akhlak yang diajarkan oleh agama. Misalnya seperti menumbuhkan rasa kejujuran, keadilan, dan mengajarkan anak menjadi hamba yang taat. Jika nilai-nilai agama tertanam dalam kepribadiannya, kelak anak akan mengerti batasan-batasan dalam bertindak dan tidak mudah menjadi pribadi yang menyimpang.
- Pendidikan Jasmani
Orang tua juga perlu memberikan pendidikan jasmani kepada anak. Pendidikan jasmani bisa berupa menjaga kesehatan tubuh, menjaga kebersihan tubuh dan menjaga kebersihan lingkungan. Aktifitas belajar anak sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Anak harus diajarkan cara merawat tubuhnya. Kondisi tubuh yang sehat mempermudah anak dalam belajar dan berkembang. Mengajarkan kebersihan tubuh dan lingkungan juga perlu. Tubuh dan lingkungan yang bersih akan menghindarkan anak dari berbagai macam penyakit.
- Bersosialisai
Mengajarkan anak cara bersosialisasi itu perlu. Memiliki teman sangat membantu dalam perkembangan bakat dan emosional anak. Orang tua perlu memastikan anak tidak memiliki masalah dalam berinteraksi. Hal ini sangat penting untuk mempersiapkannya masuk ke lingkungan baru seperti sekolah. Ada beberapa cara orang tua untuk mengajarkan anak bersosialisasi seperti:
- Menjadi Panutan yang baik
Anak pasti akan meniru dan mencontoh setiap perilaku yang dia lihat, terutama dari orang-orang terdekatnya. Keluarga harus bisa memberi contoh yang baik, seperti berbicara yang sopan, ramah dan peduli terhadap sesama. Hal-hal tersebut akan membuat anak mengerti etika dalam bergaul.