Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Pramoedya Ananta Toer: Tulis, Tulis, dan Tulis....

6 Februari 2017   09:38 Diperbarui: 6 Februari 2022   04:45 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshoot dari Google/Dokumentasi pribadi

Jika membuka Google hari ini, akan ada gambar sesosok lelaki yang sedang mengetik dengan mesik ketik. Di belakangnya ada background huruf-huruf mesin ketik. Lelaki itu Pramoedya Ananta Toer

Hari ini adalah hari lahirnya. Pram, begitu ia sering disebut, lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari tahun 1925. Ia sudah meninggalkan kita sejak April 2006. Namun, ia masih dikenang oleh kita semua hingga saat ini. Ia kita kenal dari karya-karyanya yang luar biasa.

Nama Pramoedya Ananta Toer memang terasa begitu magis. Dan ternyata setelah membaca buku karya Koesalah Toer (Pramoedya Ananta Toer dari dekat sekali: catatan pribadi Koesalah Soebagyo Toer, Penerbit KPG 2006), Adik dari Pram, Pram pernah menulis satu uraian panjang mengenai namanya tersebut dalam karangan “Memoar-Hikajat Sebuah Nama” (1962). 

Nama Pramoedya Ananta Toer merupakan sejarah panjang pemikiran dan perenungannya. Koesalah menceritakan paling tidak ada sembilan nama yang pernah digunakan oleh Pram, sebelum ia mantap menggunakan Nama Pramoedya Ananta Toer.

Apa buku Pramoedya Ananta Toer favoritmu? Akan sulit memilih buku mana yang paling favorit dari Pram. 

Saya selalu terkesima setelah membaca karya-karya Pram. Bagi saya, buku-buku karya Pram adalah jenis buku yang bisa dibaca berkali-kali. Dan tiap membacanya, saya akan mendapatkan pemaknaan-pemaknaan yang baru. Membaca Pram tak pernah menjemukan tak pernah membuat bosan.

Pertama kali membaca buku-buku Pram saya langsung terpesona. Memang saya sangat terlambat dalam membaca buku-buku Pram tersebut. Saya tak pernah merasa dikenalkan (entah saya yang lupa) sosok Pramoedya Ananta Toer ini ketika di bangku sekolah. Mungkin memang saya yang kurang gaul juga ketika dulu sehingga tak ada buku Pramoedya yang berhasil saya baca di sekolah.

Ketika main ke toko buku, saya sering melihat buku-buku karya Pram terpajang, namun tak pernah ada dorongan untuk membacanya. Saya akhirnya tergerak untuk membeli buku Pram setelah lulus S1, telat sekali sesungguhnya. Tapi ya tidak apa-apa, lebih baik telat dari pada tidak sama sekali.

Pertama kali yang saya baca adalah Bumi Manusia bagian dari tetralogi yang dikarang Pram selama di Pulau Buru. Tetralogi dari Pram; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca adalah buku favorit saya. Meskipun buku-buku tersebut sebesar-besar bantal, tetapi tetap asyik dibaca. Tak bosan untuk diulang-ulang.

Saya memang bukan kritikus sastra, jadi tak bisa menilai secara cermat karya-karya Pram. Tapi bagi saya kata-kata yang ditulis pram seperti magis. Seperti ada kekuatan tersendiri dari kata-kata pram. 

Ada kekuatan dalam kata-katanya. Tak heran jika sampai sekarang, quotes dari Pram selalu dikutip di mana-mana. Di media sosial sangat mudah kita cari quotes dari Pram tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun