Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kemasan Kekinian dan Strategi dari Mata Turun ke Hati

22 Mei 2018   22:29 Diperbarui: 23 Mei 2018   00:40 2881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love at the first sight. Istilah dalam bahasa Inggris, sering diungkapkan sebagai cinta pada pandangan pertama. Dari mata turun ke hati. Penglihatan melalui pandangan mata memang dapat menimbulkan kesan mendalam. Sesuatu yang nampak menarik memang akan lebih mudah dikenali dan disukai, hal tersebut memang lumrah terjadi.

Bagi suatu produk, kemasan dapat menjadi pesona yang tersirat melalui pandangan mata. Mengapa saat ini kemasan begitu penting dan didesain dengan unik dan menarik. Perkembangan serta persaingan usaha dengan segala seluk beluknya menjadikan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan, selain dari manfaat utama dari sebuah produk, saat ini kemasan memegang peranan sangat penting.

Definisi dan Tujuan Kemasan

Definisi kemasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bungkus pelindung barang dagangan. Jika ditinjau dari definisi tersebut tujuan awal dari kemasan adalah diperuntukkan untuk kepentingan protektif, melindungi produk yang terbungkus di dalam kemasan tersebut, sehingga produk menjadi tidak mudah rusak atau berkurang kualitasnya.

Kemasan produk pun beragam bahan dasarnya, bisa terbuat dari plastik, kertas atau kaleng. Tergantung dari produk dan tujuan produsen. Bisa jadi setiap kemasan memiliki maksud dan tujuan berbeda, sehingga diperlukan pula penanganan khusus.

Alice Louw dan Michelle Kimber merumuskan bahwa kemasan memiliki beberapa tujuan antara lain:

  1. Perlindungan fisik, melindungi produk dari suhu, getaran, guncangan, dan sebagainya.
  2. Melindungi produk dari uap, air dan sebagainya.
  3. Efisiensi dalam hal pengiriman barang atau distribusi, untuk barang-barang kecil dapat dikemas secara sekaligus.
  4. Memberikan informasi mengenai tata cara penggunaan barang dan juga mekanisme pengiriman barang tersebut.
  5. Kemasan untuk menjaga barang dari aksi pencurian, misalnya dipasang label mudah rusak jika ada percobaan barang tersebut dicuri.
  6. Kemasan untuk menambah kenyamanan bagi penggunanya.
  7. Kemasan dengan tujuan untuk pemasaran agar konsumen membeli barang yang dijual.

Dari aspek pemasaran, Philip Kotler dan Kevin Lane Keller mendefinsikan kemasan sebagai kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.

Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menggunakan perspektif pemasaran sehingga kemasan bergeser tidak hanya bertumpu kepada fungsi proteksi namun telah menjadi sebuah alat pemasaran.

Kemasan Kekinian

Persaingan usaha memang menuntut produsen untuk berpikir keras, bagaimana caranya agar produk yang dijual dapat laku di pasaran. Konsumen dihadapkan kepada begitu banyak pilihan produk.

Jika seorang konsumen berkunjung ke sebuah supermarket dengan tujuan misalnya membeli sebotol susu, begitu sampai pada lorong khusus yang menyediakan susu, tentunya konsumen tersebut akan menemui produk susu yang beragam. Mulai dari susu bubuk, susu cair dengan berbagai ukuran, rasa, dan tentunya merek. Konsumen harus mengambil keputusan untuk memilih produk, sesuai kebutuhannya.

Sumber: thedieline.com
Sumber: thedieline.com
Jika semua kemasan susu hanya biasa-biasa saja, sangat memungkinkan konsumen akan memilih produk yang paling dekat dengan posisinya atau karena saking bingungnya konsumen tersebut malah tidak jadi membeli. Namun dengan kemasan menarik dan bersifat eye catching, sebuah produk dapat dengan mudah dikenali, akhirnya konsumen tertarik dan kemudian membeli produk tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun